Anindya Bakrie Ungkap Efek Dahsyat Program KUR Perumahan Rp 13 Triliun

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Rabu, 17/09/2025 09:55 WIB
Foto: Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie usai Konferensi pers Rapat Koordinasi Kesiapan Retret KADIN Tahun 2025 di Gedung Lemhanas RI, Jumat (1/8/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2025-2029, Anindya N Bakrie mengungkapkan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor perumahan yang mendapat alokasi dana senilai Rp 130 triliun dapat menyerap jutaan tenaga kerja.

"Perumahan bukan hanya kebutuhan dasar masyarakat, namun juga menggerak ekonomi nasional dan menyediakan pekerjaan dalam jumlah banyak kepada masyarakat," ujarnya di Balai Sarbini Lippo Nusantara Jakarta, Selasa malam (16/9/2025).

Anindya menjabarkan, sektor konstruksi untuk perumahan dapat menciptakan 8 juta pekerja atau 6% dari seluruh tenaga kerja di Indonesia.
Menurutnya, sektor ini adalah yang terbesar keempat di Indonesia setelah pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan.


Sementara data Kementerian PUPR mencatat bahwa setiap pembangunan 1 rumah mampu menyerap rata-rata 5-6 tenaga kerja, dan mendorong lebih dari 140 sektor industri, mulai dari semen, baja, kayu, hingga jasa transportasi. "Artinya, setiap unit rumah yang dibangun bukan hanya tempat tinggal, tapi juga bergerak ekonomi rakyat," ucapnya.

Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Awal Desember 2017, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat capaian Program Satu Juta Rumah sebanyak 765.120 unit rumah, didominasi oleh pembangunan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebesar 70 persen, atau sebanyak 619.868 unit, sementara rumah non-MBR yang terbangun sebesar 30 persen, sebanyak 145.252 unit.Program Satu Juta Rumah yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, sekitar 20 persen merupakan rumah yang dibangun oleh Kementerian PUPR berupa rusunawa, rumah khusus, rumah swadaya maupun bantuan stimulan prasarana dan utilitas (PSU), 30 persen lainnya dibangun oleh pengembang perumahan subsidi yang mendapatkan fasilitas KPR FLPP, subsisdi selisih bunga dan bantuan uang muka. Selebihnya dipenuhi melalui pembangunan rumah non subsidi oleh pengembang.Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah mengungkapkan, rumah tapak masih digemari kelas menengah ke bawah.Kontribusi serapan properti oleh masyarakat menengah ke bawah terhadap total penjualan properti mencapai 70%.Serapan sebesar 200.000 unit ini, akan terus meningkat pada tahun 2018 menjadi 250.000 unit.

Namun, Anindya mengaku, tingginya biaya modal dapat menjadi penghambat serius bagi aktivitas ekonomi. Jika bunga kredit terlalu mahal, pengembang enggan membangun perumahan. Kontaktor kesulitan membiayai proyek dan pelaku usaha bahan bangunan tidak bisa diingatkan sekelas.

"Karena itu, Kadin menyambut baik skema subsidi bunga sebesar 5% dan 11-12% yang berlaku di pasar. Inilah yang disebut dengan skema kredit usaha rakyat KUR untuk sektor perumahan atau kredit program perumahan. Dengan anggaran yang luar biasa Rp130 triliun tahun ini, program KUR perumahan berpotensi menyerap 4-5 juta tenaga kerja konstruksi," jelasnya.

Dengan anggaran Rp130 triliun tahun ini, tentu ditambah juga dengan efek domino ke industri semen, baja, keramik, furniture, logistik, maka total pengerjaan yang tercipta bukan hanya 4-5 juta tani, bahkan bisa lebih, mencapai 9 juta.

"Ini adalah angin sangat segar untuk perekonomian Indonesia yang saat ini perlu suntikan, bantuan khususnya untuk penciptaan lapangan perjalanan," sebutnya.

Meski fasilitas pembiayaan ini sudah tersedia, lanjutnya , tantangan tetap ada, terutama soal sosialisasi dan integrasi keuangan. Minggu lalu, Kadin telah berkolaborasi dengan Kementerian PKP dan BPI Danantara untuk mengadakan solusi KUR perumahan bagi UMKM naik kelas dalam ekosistem perumahan rakyat.

"Pada pelaku usaha, pada saat itu kita menyerukan bahwa dari sektor pengembang dan kontaktor, bahan pembangunan dan UMKM siap untuk mengikuti program ini," pungkasnya.


(rob/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Prabowo Percepat Program Prioritas Demi Ciptakan Tenaga Kerja