Target 3 Juta Rumah Bukan Cuma Impian, Begini Strategi BP Tapera

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
16 September 2025 16:25
Pekerja beraktivitas pada salah satu proyek pembangunan rumah bersubsidi di kawasan Kemang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja beraktivitas pada salah satu proyek pembangunan rumah bersubsidi di kawasan Kemang, Bogor, Jawa Barat, Selasa (14/1/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau fasilitas subsidi bunga KPR bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tercatat telah menyalurkan 175.549 unit rumah hingga 15 September 2025. Angka tersebut setara dengan 50% lebih dari target tahun berjalan.

Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Heru Pudyo Nugroho mengatakan semenjak ada FLPP sudah berhasil menyalurkan 1,7 juta unit rumah yang juga membuktikan kehadiran negara untuk memenuhi kebutuhan papan masyarakat.

"Apalagi di Pemerintahan Presiden Prabowo ada Program 3 Juta Rumah yang tertuang dalam Asta Cita. Belum lagi ada juga Kementerian Perumahan dan Permukiman Indonesia yang mengorkestrasi, sehingga diharapkan backlog akan berkurang secara signifikan," ungkap Heru kepada CNBC Indonesia, dalam "Special Dialogue Merdeka Rumah" dengan tema "3 Juta Rumah Bukan Sekedar Impian", Senin (15/9/2025).

Heru menambahkan, adanya Kementerian PKP juga mendorong BP Tapera menjalankan bisnis secara luar biasa, bukan hanya "business as usual" dan memastikan tidak ada profesi, atau MBR yang tidak mendapat perhatian.

"Jadi kami harus melihat lebih jeli, oleh karena itu ada alokasi berdasarkan segmen profesi. Hal ini dilakukan agar semua terarah, semua diperhatikan, dari asisten rumah tangga (ART), petani, nelayan, supir ojek online, pengemudi taksi, pedagang bakso, dan masih banyak lagi," jelas Heru.

Tidak heran, makin banyak MBR yang bukan fixed income kini juga bisa memiliki rumah. Hal ini menjadi bukti adanya perluasan segmen oleh BP Tapera dan juga bahwa asumsi yang menyebut BP Tapera lebih fokus ke fixed income salah besar. Buktinya pada akhir 2024, saat penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan bank penyalur, BP Tapera mensyaratkan 10% FLPP dialokasikan untuk MBR non fixed income.

"Hingga saat ini realisasinya sudah besar, dari realisasi hingga saat ini banyak yang non fixed income dan tentu saja akan terus kami upayakan lebih banyak lagi bisa terserap di masyarakat," ungkap Heru.

Oleh karena itu, BP Tapera juga terus meningkatkan literasi MBR agar bisa lolos di perbankan. Heru menyebut tantangan utama saat ini adalah banyaknya MBR yang terjebak di pinjaman online dan belanja online. Heru berharap makin banyak masyarakat peduli tentang hal ini agar bisa lebih mudah lolos karena kuota tahun ini cukup besar untuk dimanfaatkan.

Untuk diketahui, kuota FLPP pada 2025 sebesar 350.000 unit rumah, oleh karena itu selain literasi pada MBR, BP Tapera juga berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan bank penyalur untuk profiling kegagalan MBR.

Dari sisi supply atau penyediaan rumah, BP Tapera bekerja sama dengan 7.000 pengembang yang tergabung dalam asosiasi untuk memastikan proses produksi. Menurut Heru hingga saat ini supply masih terjaga apalagi ada KUR Perumahan dan sistem digital yang terus diawasi perkembangannya.

Untuk diketahui, 13 segmen pekerja yang didukung FLPP antara lain, guru, tenaga migran, perawat, bidan, tenaga kesehatan lainnya, pegawai kementerian, pegawai Badan Pusat Statistik, petani, buruh, polri, TNI AD, nelayan, pengemudi ojek dan taksi online, asisten rumah tangga, dan wartawan.

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BP Tapera Telah Salurkan Pembiayaan Rumah Skema FLPP Rp 84,2 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular