Miris Fenomena Lulusan Sarjana RI Pakai Ijazah SMA Demi Kerja-Jadi ART
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah tingginya angka pengangguran lulusan sarjana, ternyata tak sedikit lulusan Strata-1 (S1) memilih menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri, seperti Taiwan, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia. Mereka bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), menjaga lansia, anak-anak, hingga membersihkan rumah dan memasak.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (Aspataki) Saiful Mashud menyebut tidak sedikit yang lebih memilih untuk menggunakan ijazah sekolahnya, meski sudah menempuh pendidikan S1.
"Sektor domestik (asisten rumah tangga) adalah peluang kerja yang sangat diminati para pencari kerja lulusan SD, SMP, SMA bahkan cukup banyak yang lulusan S1 kerja domestik di luar negeri hanya sering saat daftar menggunakan ijazah SMA-nya, mungkin merasa malu," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (12/9/2025).
Data menunjukkan bahwa saat ini sekitar 2% dari PMI bekerja sebagai asisten rumah tangga dan baby sitter di luar negeri merupakan lulusan S1. Sebagian besar bekerja di Taiwan, terutama sebagai penjaga lansia dan anak-anak.
"Yang S1 sudah ada sekitar 2%. 2% termasuk yang jaga anak dan jaga orangtua, terbanyak di Taiwan yang S1," kata Mashud.
Kondisi ini mencerminkan kesulitan nyata yang dihadapi para lulusan perguruan tinggi dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka di dalam negeri.
Pasar kerja yang tak sebanding dengan jumlah lulusan setiap tahunnya membuat banyak sarjana terpaksa mengambil pekerjaan di sektor informal, bahkan pekerjaan yang tidak mensyaratkan pendidikan tinggi.
Para PMI Indonesia tetap menjadi pilihan utama majikan di luar negeri karena etos kerja dan keterampilan mereka.
"Di Taiwan, Hong Kong, Singapura dan Malaysia banyak majikan yang mengambil PMI sektor domestik, baik jaga org tua, jaga anak-anak dan bersih-bersih rumah dan memasak, kenapa? Karena PMI kita selain ramah pekerja keras juga memiliki kompetensi yang tidak dapat diragukan lagi," ujar Mashud.
(dce)