Tolong Pak Prabowo, Petambak Udang RI Terancam Kena Petaka Ngeri

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 12/09/2025 10:50 WIB
Foto: Udang beku. (Dok. Pixabay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) Andi Tamsil menyebut kabar temuan radioaktif di udang asal Indonesia di Amerika Serikat (AS) bisa berdampak serius terhadap jutaan pekerja. Kata dia, jika AS menghentikan impor udang RI buntut dari kasus ini, maka diperkirakan sekitar 1 juta tenaga kerja di sektor ini terancam mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Jadi ekspor udang kita itu sekitar US$1,7 miliar per tahun. Itu 2024 ya. Nah artinya kalau ini terjadi apa-apa, 63,7% (pasar ekspor udang RI) ke Amerika itu bermasalah, ini kan kerugian yang luar biasa. Belum lagi, kita sudah menghitung jumlah tenaga kerja yang terkait dengan budidaya udang, mulai dari pembenihannya, pakan dan seterusnya, itu 1 juta tenaga kerja," kata Andi dalam Squawk Box CNBC Indonesia, dikutip Jumat (12/9/2025).

Andi menegaskan, bila masalah ini tak segera ditangani oleh pemerintah, maka potensi PHK massal tidak terhindarkan.


"Satu juta tenaga kerja akan berpotensi untuk bersoal PHK dan lain-lain sebagainya kalau ini bermasalah. Nah oleh karena itu, sekali lagi, kita berharap pemerintah segera menjawab ini ke FDA (Badan Pengawas obat dan Makanan AS) bahwa udang kita aman," sambungnya.

Dia menjelaskan, kasus ini hanya terkait di satu pabrik PT Bahari Makmur Sejati (BMS) di Cikande, Banten, sehingga tidak seharusnya mengganggu ekspor dari fasilitas lain.

"PT BMS punya lima (pabrik dan/atau cold storage). Oke lah, di Amerika ditemukan itu, yang kita tutup isolasi adalah (seharusnya yang di) Cikande saja. Yang empat jangan, supaya udang kita tetap bisa kita kirim ke sana. Nah ini kan butuh jawaban pemerintah," tegas dia.

"Sekarang ini kan, buyer kita di Amerika sedang menunggu. Kapan nih pemerintah (Indonesia) menjawab itu dengan tegas? Kalau tidak, pasar kita bisa diambil oleh negara lain. Ada Ekuador, ada Vietnam, ada India. Itu yang sekian ratus ribu ton per tahun itu akan diambil oleh negara lain," jelasnya.

Selain ancaman di pasar ekspor, isu ini juga telah menekan harga udang di dalam negeri. "Sejak ada kasus ini, di beberapa tempat harga udang seluruhnya turun 30%. Bayangkan itu berapa kerugian kami sebagai petambak. Yang kedua, serapan itu rendah sekali," kata Andi.

Hasil Temuan BAPETEN

Ia mengatakan, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) sebenarnya sudah memastikan udang RI aman. Namun, hasil investigasi ini belum dikomunikasikan dengan baik ke Amerika Serikat.

"Yang kami tahu, itu BAPETEN sudah turun. Jadi memang segera BAPETEN turun, kemudian mendapatkan informasi tadi yang saya katakan tadi itu bahwa udang kita itu bersih, kemudian di BMS tidak ada masalah sebenarnya, tapi kontaminasi dari lingkungan," ujarnya.

Lebih jauh, Andi pun mengimbau masyarakat internasional untuk tetap yakin dengan kualitas udang RI.

"Saya selaku Ketua Umum SCI menghimbau kepada masyarakat untuk jangan ragu-ragu mengkonsumsi udang, dan kepada masyarakat internasional di luar negeri, sambil menunggu penyampaian pemerintah kita secara resmi ke sana, jangan khawatir dengan kualitas udang kita," tegas dia.

Ia menutup dengan pesan keras kepada pemerintah agar segera mengambil langkah.

"Kita juga berharap ini pemerintah segera, seperti saya katakan tadi, di budidaya ini kan ada 1 juta tenaga kerja yang sangat potensial, kita US$1,7 miliar per tahun ekspor kita, itu kan sangat merugikan kalau ini tidak segera diantisipasi," pungkasnya.

Foto: Ungkap Asal Muasal Udang RI Yang Dituding AS Terpapar Radioaktif (CNBC Indonesia TV)
Ungkap Asal Muasal Udang RI Yang Dituding AS Terpapar Radioaktif (CNBC Indonesia TV)


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekspor Udang RI ke AS Diganjal Isu Radioaktif, Pengusaha Cemas