
Pengusaha Udang RI Teriak, Pertanyakan Temuan AS Soal Udang Radioaktif

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku industri udang di Tanah Air yang tergabung dalam Shrimp Club Indonesia (SCI) mempertanyakan temuan badang pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (AS), FDA, yang menyebut ada paparan isotop cesium-137 di udang yang diekspor dari Indonesia ke negara tersebut. Akibat kabar ini, harga udang di berbagai wilayah RI dilaporkan anjlok sampai 30% dan penyerapan dari tambak-tambak susut signifikan.
Ketua Umum SCi Andi Tamsil mengaku pihaknya kaget dengan temuan itu. Dan mendesak adanya uji silang atas temuan FDA AS itu. Pasalnya, imbuh dia, kadar isotop yang ditemukan relatif sangat rendah.
"Yang pertama, isotop cesium-137 ini kan tidak ada di alam (khususnya di Indonesia). Itu kan dari hasil visi pengayaan atom. Nah, makanya ketika ditemukan di udang (yang diekspor) di Amerika, kita juga kaget," kata Andi dalam Squawk Box CNBC Indonesia, dikutip Jumat (12/9/2025).
"Nah, ini juga kita sebenarnya bertanya-tanya, kenapa bisa lolos? Ada kandungannya tidak terdeteksi atau selama ini, misalnya Amerika, .... ini kan begini, ini kadarnya 68 Becquerel per kilogram (Bq/kg), itu sangat rendah dibandingkan minimal 1.200 bq/kg. Ini kecurigaan kita. Jangan-jangan sebelumnya tidak ada masalah kan dengan 68 bq/kg itu kan, tapi kenapa sekarang tiba-tiba dipermasalahkan begitu," tukas Andi.
Andi pun berharap ada uji silang agar tidak menimbulkan stigma buruk terhadap udang Indonesia. Sebab, kabar udang terpapar radioaktif ini berpotensi melebar ke seluruh eksportir Indonesia. Pasalnya, Amerika Serikat (AS) merupakan pasar utama udang RI.
"(Perlu uji silang dan penelitian lebih lanjut atas temuan FDA?) Iya, Iya," ujar Andi.
Menurut Andi, isotop tersebut biasanya diproduksi dari reaktor nuklir atau kepentingan serupa. Karena itu, ia menegaskan mustahil jika muncul dari alam atau tambak udang di Indonesia.
"Kok ada radioaktif ini di udang? Padahal ini kan di alam (Indonesia) itu tidak ada. Harusnya tidak ada dari alam," ujarnya.
Di sisi lain, lanjut dia, kabar dari FDA itu pun langsung ditindaklanjuti oleh pihaknya dengan investigasi internal. "Kita kemudian.. tambak-tambak kita, kita minta untuk diinvestigasi, diperiksa, kemudian sumber benih, dan lain-lain sebagainya. Karena ini kan memang sangat berbahaya, radioaktif itu sangat berbahaya pada kadar tertentu," tegas dia.
"Udang kita itu kan 63,7% ke Amerika. Jadi pangsa pasar kita ke Amerika itu sangat-sangat tinggi. Nah dengan kasus ini tentu akan berpengaruh terhadap ekspor kita secara keseluruhan. Dan PT BMS (PT Bahari Makmur Sejati) ini merupakan eksportir yang besar ke Amerika," ucap Andi.
Dia pun mendesak pemerintah segera turun tangan. "Ketika kasus BMS ini mencuat, itu kita minta segera pemerintah untuk melakukan investigasi, periksa di mana sumbernya cesium itu... Tidak mungkin dari tambak, atau dari udang, itu tidak mungkin," tegas Andi.
Badan Nuklir Lakukan Investigasi
Investigasi pun dilakukan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bersama KKP dan Kementerian Lingkungan Hidup di pabrik PT BMS Foods di Cikande, Banten. Hasilnya, tidak ada kontaminasi di udang maupun lingkungan tambak. Namun, investigasi menemukan sumber paparan lain.
"Ditemukanlah di lingkungan situ, rupanya ada kegiatan pengolahan logam di situ yang ternyata mengandung cesium-137 ini. Nah, inilah yang mengkontaminasi udang kita yang diproses di BMS," terang dia.
Udang RI Aman, Temuan FDA Jangan Digeneralisir
Ia pun menekankan, hasil pemeriksaan jelas menyatakan udang RI aman dari kontaminasi isotop radioaktif cesium-137. "Yang pasti kan sekarang hasilnya udang kita tidak terpapar radioaktif, kan tidak ada kan, di udang kita tidak ada. Itu hanya ada di Cikande di sekitar pabrik BMS," sambungnya.
Andi meminta agar kasus ini tidak digeneralisir.
"Jangan digeneralisir bahwa udang Indonesia itu seperti itu, karena itu kan sangat-sangat berbahaya. Nah, inilah yang kita minta pemerintah untuk segera menyampaikan kepada semua pihak bahwa udang kita itu aman, kemudian yang kontaminasi itu hanya di BMS, BMS saja yang dilokalisasi," tegas dia.
Ia juga menduga kuat sumber paparan berasal dari limbah industri sekitar pabrik. "Pasti dari limbah industri, karena dari udang kita tidak, dari tambak dari udang kita pasti tidak ada," ucap Andi.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negosiasi Tarif Trump Terganggu Kasus Dugaan Udang RI Kena Radioaktif?
