
Produksi Nikel Vale Semester I-2025 Meningkat 2% Jadi 35.584 Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat adanya peningkatan produksi nikel matte pada Semester I-2025 hingga 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Vale Rizky Andhika Putra mengatakan peningkatan produksi tersebut mencerminkan kinerja operasional perusahaan yang stabil di tengah tantangan pasar global. Capaian tersebut merupakan hasil dari efisiensi produksi dan stabilitas operasi yang dijaga sepanjang semester pertama.
"Pada semester pertama tahun 2025, produksi nikel kami dalam nikel matte mengalami sedikit peningkatan, menjadi jumlah yang sebesar 35.584 ton. Atau sudah meningkat sebesar 2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya," katanya dalam Public Expose INCO secara daring, Kamis (11/9/2025).
Meski volume produksi meningkat, Vale mencatat adanya tekanan pada sisi harga jual. Rata-rata harga nikel matte selama semester I-2025 turun sekitar 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 lalu.
"Harga realisasi rata-rata per nikel matte pada semester pertama tahun 2025 mencapai US$ 12.014 per ton, yang dimana ini merupakan penurunan sekitar 10% jika dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya," bebernya.
Sedangkan, dari sisi operasional, perusahaan mempercepat jadwal pemeliharaan yang sebelumnya direncanakan pada paruh kedua tahun ini. Akselerasi ini berdampak positif terhadap kestabilan operasi dan persiapan untuk paruh kedua 2025.
"Terdapat pelaksanaan proyek-proyek baru, lalu keputusan kami juga, tadi seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Abu, untuk mempercepat jadwal pemeliharaan perencanaan yang dimana itu sekitar 20 hari, mulai pada paruh kedua tahun 2025, juga berdampak pada operasional yang dimulai sebelumnya," imbuhnya.
Dari sisi keuangan, pihaknya mampu mempertahankan kinerja yang sehat, dengan laba operasional mencapai US$ 92 juta untuk semester I-2025.
Selain itu, perusahaan juga berhasil mengamankan izin untuk menjual secara komersial 2,2 juta ton bijih nikel kadar tinggi (saprolit). Hal itu dinilai menjadi langkah strategis perusahaan untuk meningkatkan kesiapan operasional sekaligus potensi pendapatan di tengah harga pasar yang menguat.
"Kami telah mendapatkan sebuah bidang KPI, yang dimana memungkinkan kami untuk meningkatkan kesiapan operasional dan komersial, termasuk mengamankan komoditas untuk 2,2 juta ton bijih saprolit. Dengan harga premium pada market saat ini, yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya," tandasnya.
Dengan capaian kinerja perusahaan setengah tahun pertama 2025 ini, pihaknya optimistis memasuki paruh kedua 2025 dengan pondasi yang lebih kuat untuk mempercepat pertumbuhan berkelanjutan.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketat! Begini Rujukan IRMA Dalam Audit Pertambangan