Ada Fenomena Mobil Listrik China Buru-Buru Dilepas Pedagang, Kenapa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Selasa, 09/09/2025 15:35 WIB
Foto: Wuling Binguo EV. (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mobil listrik bekas China mengalami penurunan harga yang tajam setelah munculnya BYD Atto 1. Sebagai contoh, Wuling Cloud EV yang baru rilis tahun 2024 lalu dengan harga hampir Rp 400 juta, kini harga mobil bekasnya sudah di kisaran Rp 200 jutaan.

Sedangkan untuk mobil barunya juga ikut-ikutan jeblok dan terjadi pada GIIAS 2025 lalu, dimana harga Binguo EV hanya di kisaran Rp 190 jutaan, padahal saat awal rilis di kisaran Rp 300 jutaan. Alhasil, harga mobil bekasnya pun makin turun lagi.

Fenomena jebloknya harga mobil listrik bekas China dialami oleh semua brand, tak hanya Wuling saja. Kalangan pedagang mobil bekas mengungkapkan bahwa ada strategi berbeda antara brand mobil China, Jepang maupun Eropa.


"Dia itu dengan cara stok lama yang NIK 2024 dia akan babat habis, dia cutloss sepenuhnya, bukan berarti rugi ya, cutloss itu mungkin untung kecil lah, atau balik modal lah, karena kan dia nggak mau ada stok mati, stok mandet. Jadi di 2025, dia nggak mau lagi lihat ada stok 2024," kata pemilik Focus Motor Group Agustinus kepada CNBC Indonesia, Selasa (9/9/2025).

Meski demikian Ia tidak menyalahkan strategi brand China tersebut dalam menjual mobil listriknya. Pasalnya setiap brand memiliki strategi tersendiri dalam melepas unit produksinya.

"Pedagang mobil bekas mengakalinya adalah kalau punya mobil stok China, mobil bekas, mobil listrik, stoknya dibeli, lalu dijual cepat. Untung sedikit jual, jangan tahan lama-lama, karena takut harga barunya berubah, jatuh turun, jadi bermain dengan waktu," kata Agustinus.

"Makanya kalau orang sekarang komplain, aduh, ini mobil China nih, gue rugi banyak. Karena kenapa? Dia nahan barang. Dia nggak mau jual buru-buru. Dia nggak mau untung sedikit. Ini kan strateginya berbeda. Jadi kita tuh udah ngerti cara dagang dia, kita harus ikuti cara dagang dia," lanjutnya.

Ia pun mengakui ada beberapa merk mobil listrik China yang harganya kini tengah anjlok, misalnya Wuling. Sehingga stok mobil listrik yang tersimpan belum terjual harus ikut turun.

"Kita ada rumusan yang dimana harga mobil baru itu sebagai patokan menentukan harga mobil bekasnya. Jadi kalau misalkan harga mobil barunya turun, kita harus turun juga harga mobil bekasnya," sebut Agustinus.

Upaya untuk menurunkan harga harus dilakukan karena harga mobil barunya pun ikutan turun. Meski demikian, Ia mencari cara dengan menghasilkan profit di unit lainnya.

"Cuma karena kita di Focus Motor Group ini mainnya kuantiti, kita kan satu bulannya jualan sekarang udah di 500an. Jadi kita jualnya misalnya untungnya di 400 ini untung, di 100 ini rugi, pada ujungnya kan ujung profit perusahaan, kita punya stok 700 unit sekarang," sebut Agustinus.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pabrikan EV China Kian Masif, 74% Investasi di Luar Negeri