KEK Jadi Prioritas Pemerintah, Siap Bersaing dengan Malaysia-Thailand

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 September 2025 12:57
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso saat Konferensi Pers Kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) TW II 2025 di Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Jakarta, Selasa (9/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso saat Konferensi Pers Kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) TW II 2025 di Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK, Jakarta, Selasa (9/9/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso menuturkan bahwa pemerintah akan terus mendorong pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ke berbagai wilayah di Indonesia sebagai upaya dalam memperkuat ekonomi nasional.

Hal ini sangat penting dilakukan, mengingat potensi KEK di Indonesia sangat besar. Terlebih jika dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia hingga Thailand.

Ia mencatat, Malaysia dengan luas wilayah yang tidak besar, untuk satu kawasan KEK bisa mencapai 350 hektar.

"Indonesia baru 25 KEK luas area belum mencapai 24 ribu hektar. Jadi luasan area jauh dibandingkan Malaysia, Thailand lebih 600 ribu hektar. Bahkan dari Filipina dan India masih kalah," terang Susiwijono dalam Press Conference SEZs Investment Summit and Awards 2025 pada Selasa, 9 September 2025.

Seperti diketahui, kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia hingga semester I-2025 tercatat sangat baik.

Hal tersebut bisa dilihat dari realisasi investasi secara kumulatif yang tercatat mencapai Rp294,4 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebanyak 187 ribu. Artinya, jika cakupan KEK bisa diperluas secara merata ke berbagai wilayah di Indonesia, mimpi besar pemerintah untuk mencapai Indonesia Emas 2045 bukan hal yang mustahil.

"Kalau kita lihat potensi pengembangan KEK masih sangat besar. Jadi kita simpulkan 25 KEK dibandingkan negara di ASEAN atau India kita masih sangat kecil dan insentif perlu banyak area yang dikembangkan untuk menarik investor," terangnya.


(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PTBA Usul Tanjung Enim Jadi Kawasan Ekonomi Khusus, Ini Alasannya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular