Indonesia Siap Dongkrak Harga Batu Bara Cs di Pasar Dunia, Ini Caranya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
09 September 2025 09:35
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan strategi agar harga komoditas mineral dan batu bara (minerba) dunia bisa terkerek kembali. Salah satu caranya yaitu dengan merevisi aturan pengajuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) minerba dari yang saat ini berlaku tiga tahunan menjadi satu tahun sekali.

Seperti diketahui, Indonesia dinilai oleh negara-negara lain menjadi salah satu penyebab dari menurunnya harga komoditas minerba, khususnya nikel dan batu bara.

Tak ayal, Indonesia memang menjadi salah satu penyumbang besarnya produksi minerba dunia. Hal itu pun berpengaruh pada harga nikel dan batu bara yang menurun.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno mengatakan, pemerintah akan menyesuaikan produksi minerba nasional, salah satunya dengan mengembalikan kebijakan pengajuan RKAB menjadi satu tahun sekali.

"(Target produksi) bisa jadi turun, bisa jadi nggak," ungkap Tri saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Selasa (9/9/2025).

Meski tidak menegaskan apakah akan ada penurunan produksi minerba tahun depan, Tri memastikan bahwa pihaknya terus 'memutar otak' agar harga komoditas minerba dunia bisa kembali bergairah.

"Strategi pemerintah sebetulnya lebih kepada kalau misalnya, misalnya bagaimana kalau, jadi sumber daya alam yang ada di Indonesia bagaimana caranya dijual dengan harga yang seharusnya," tambahnya.

Hingga saat ini, pihaknya saat ini masih memperhitungkan target produksi tahun depan menyesuaikan kondisi yang ada.

"Masih wait and see seperti apa yang harus kita lakukan," tandasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Aturan Baru Soal Royalti Batu Bara, Ini Penjelasan ESDM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular