Bos Badan Pangan Mau Turun Langsung Cek Stok Gabah Banyak atau Tidak

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
04 September 2025 16:25
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/9/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengaku akan turun langsung ke lapangan untuk mencari tahu penyebab masih tingginya harga meski produksi beras nasional tengah melimpah.

"Logikanya, kalau produksinya banyak, maka harga terkendali. Sehingga saya perlu meng-cross check, buat diri saya sendiri nih, bukan nuduh siapa-siapa, saya perlu meng-cross-check di lapangan. Kalau harga gabahnya itu di atas Rp7.000, Rp7.400, Rp7.800, berarti gabahnya lagi banyak atau sedikit? Sedikit," ujar Arief saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Panel Harga Badan Pangan mencatat, hari ini, Kamis (4/9/2025, data dikutip pukul 15:42 WIB), harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun Rp6 ke Rp6.784 per kg dibanding sehari sebelumnya. Harga ini masih di atas HPP yang ditetapkan pemerintah, Rp6.500 per kg.

Sementara harga gabah kering giling (GKG) hari ini naik Rp8 ke Rp7.933 per kg di tingkat penggilingan. Dan, harga beras medium di penggilingan juga naik Rp8 ke Rp13.163 per kg.

Data menunjukkan produksi beras sebenarnya cukup tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi sepanjang Januari-Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton. Sedangkan Bapanas memproyeksikan produksi beras sepanjang tahun bisa tembus 33,93 juta ton.

Namun, harga beras tetap naik. Arief menyinggung salah satu penyebabnya adalah terhentinya produksi dari beberapa perusahaan pemasok beras yang tersangkut kasus beras oplosan tak sesuai mutu, sehingga stok di sejumlah ritel modern sempat kosong.

"Kalau sekarang, ada beberapa perusahaan yang biasa mengirim ke modern market, kemudian sekarang setop produksi. Terus, jadi yang di supermarket-nya kosong," jelasnya.

Butuh Waktu

Ia pun memastikan, pemerintah sudah menunjuk pemasok baru untuk mengisi kebutuhan ritel modern, meski distribusinya butuh waktu.

"Ini semua kan produksi supermarket-nya kosong. Wajar nggak? Ya udah, sekarang kita isi pakai yang lain. Perlu waktu," ucap dia.

Sementara itu, BPS mencatat masih ada 214 kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras pada minggu keempat Agustus 2025. Jumlah ini meningkat dibanding pekan sebelumnya yang mencatat 200 daerah mengalami hal serupa.

Meski demikian, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menekankan, inflasi beras sudah mulai melandai.

"Inflasi berasnya sendiri sebesar 0,73% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Ini pun tingkat inflasi berasnya sudah relatif lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi di bulan Juli. Artinya, tekanan inflasi dari komoditas-komoditas ini sudah relatif menurun," jelasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Stok Beras RI Tertinggi 57 Tahun, Harganya Aman Nggak?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular