Menteri Tito Pelototi Harga Beras di 214 Wilayah RI, Bilang Begini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
02 September 2025 17:43
Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian dalam konferensi pers RAPBN & Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di Aula Chakti Budhi Bhakti (CBB), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, (15/8/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian dalam konferensi pers RAPBN & Nota Keuangan Tahun Anggaran 2026 di Aula Chakti Budhi Bhakti (CBB), Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, (15/8/2025). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyoroti kenaikan harga beras di ratusan wilayah. Ia meminta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perum Bulog untuk memberi perhatian khusus pada 214 kabupaten/kota yang harga berasnya tercatat melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Tito menyampaikan, lonjakan harga beras terjadi pada pekan keempat Agustus 2025. Dia menegaskan, pemerintah akan mengarahkan fokus penanganan ke daerah-daerah itu.

"Tadi ada data dari BPS, ada 214 kabupaten/kota yang berasnya masih di atas harga acuan. Pemerintah kita akan fokus minggu ini, mungkin di 214 itu. Saya sudah minta data kepada Ibu Kepala BPS, 214 daerah ini dan kami akan share kepada Badan Pangan, Bulog, Menteri Pertanian. Kita akan lakukan gerakan bersama di 214 daerah ini, meskipun juga daerah yang terjadi penurunan," kata Tito dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Kantornya, Jakarta, Selasa (2/9/2025).

Menurut Tito, instrumen utama pemerintah untuk meredam harga beras adalah dengan menggencarkan penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) serta bantuan pangan beras 10 kg. Ia menyebut kebijakan ini sudah menunjukkan hasil positif.

"Daerah yang terjadi penurunan (harga beras) jumlah kabupaten/kotanya juga meningkat. Artinya, gerakannya bagus, dari 51 ke 58 daerah kabupaten/kota yang menurun harganya," jelas Tito.

Data BPS pada pekan terakhir Agustus 2025 menunjukkan, rata-rata harga beras medium tertinggi di zona 1 (HET Rp13.500 per kg) tercatat di Kabupaten Wakatobi Rp17.765 per kg, Bolaang Mongondow Timur Rp17.754 per kg, Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Rp17.000 per kg, Buton Utara Rp16.875 per kg, dan Morowali Rp16.842 per kg.

Untuk kategori beras premium di zona 1 (HET Rp 14.900 per kg), harga tertinggi ada di Kabupaten Wakatobi Rp19.544 per kg, Kepulauan Talaud Rp18.895 per kg, Buton Utara Rp18.750 per kg, Dompu Rp18.000 per kg, serta Kepulauan Siau Tagulandang Biaro Rp18.000 per kg.

Sementara itu, harga beras medium di zona 3 (HET Rp 15.500 per kg) mencapai level paling tinggi di Kabupaten Intan Jaya Rp50.000 per kg, Puncak Rp45.000 per kg, Pegunungan Bintang Rp40.000 per kg, Tolikara Rp30.000 per kg, dan Puncak Jaya Rp25.000 per kg.

Adapun beras premium di zona 3 (HET Rp 15.800 per kg) paling mahal ada di Kabupaten Intan Jaya Rp60.000 per kg, Pegunungan Bintang Rp40.000 per kg, Puncak Jaya Rp35.000 per kg, Tolikara Rp31.250 per kg, serta Lanny Jaya Rp30.000 per kg.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras Dunia Jatuh, Indonesia Jadi Penyebabnya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular