
Festival Hantu Kelaparan Digelar, Undang Hantu Datang ke Alam Semesta

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Hong Kong berkumpul di atrium perumahan Wah Fu Estate, Minggu. Mereka melakukan ritual kuno yang disebut "Festival Hantu Kelaparan".
Festival ini biasa disebut Yu Lan. Ini berakar dari agama rakyat China dan menandai bulan ketujuh dalam kalender lunar ketika gerbang neraka terbuka dan roh-roh bergentayangan di bumi.
Kompleks perumahan publik Wah Fu Estate, dengan pemandangan laut yang luas, dikenal karena mengadakan beberapa ritual paling rumit di Hong Kong. Termasuk patung kertas "raja hantu" dan dekorasi lipatan yang dibuat oleh para penduduk.
"Ini adalah waktu bagi para hantu untuk datang ke alam semesta ini," kata sosiolog Gary Wong, yang membantu mengorganisir acara tahun ini, dikutip AFP (1/9/2025).
"Ini juga merupakan waktu bagi orang-orang yang tinggal di alam semesta ini untuk mengonsolidasikan komunitas mereka."
Namun, tradisi kuno ini akan segera hilang. Kompleks perumahan tersebut akan mulai dibongkar dan dibangun kembali paling cepat tahun depan.
![]() |
Yiu Siu, seorang penduduk berusia 73 tahun, mengenang masa ketika beberapa blok Wah Fu masing-masing mengadakan perayaan, didorong oleh rasa kebersamaan yang kuat. Acara-acara tersebut dihentikan pada tahun 2020 karena aturan ketat jarak sosial di era pandemi.
Para penyelenggara menerima pukulan lebih lanjut pada tahun 2022 ketika otoritas Hong Kong membubarkan "komite saling membantu" yang dipimpin oleh penduduk di semua perumahan publik. Perayaan di Wah Fu kembali dimulai tahun ini dalam skala yang lebih kecil, dengan dana pemerintah.
"Untuk kaum muda, sangat sedikit dari mereka yang ikut serta dalam Yu Lan," kata Yiu, seorang penduduk selama lebih dari 20 tahun.
Sementara itu, puluhan orang menyaksikan para pemimpin upacara melakukan ritual. Seperti "menyeberangi jembatan" dan "membuka gerbang neraka" di atrium berbentuk sumur, sebuah fitur dari desain arsitektur bangunan tahun 1960-an.
Khawatir Budaya Hilang
Janne Tsui, seorang penduduk berusia 25 tahun, sebelumnya membantu melipat persembahan kertas yang rumit setelah mempelajari tekniknya di sebuah lokakarya. Ia khawatir budaya itu akan hilang.
"Secara pribadi saya khawatir budaya semacam ini akan hilang karena pembongkaran Wah Fu Estate," katanya.
Tsui mengatakan keluarganya termasuk di antara mereka yang pindah tahun depan sebagai bagian dari rencana pembangunan kembali. Berpartisipasi sebagai sukarelawan adalah cara untuk "membuat lebih banyak kenangan".
"Saya dulu menganggap (Festival Hantu Kelaparan) sangat menakutkan, tetapi sekarang saya merasa emosional tentang perubahan zaman," ujarnya.
(tps/șef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negeri Jackie Chan Serang Balik Trump, Boikot Kirim Paket ke AS
