Proyek Gas Abadi Masela Ini Bisa Sumbang Rp 2.543 T ke Ekonomi RI

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 28/08/2025 14:50 WIB
Foto: Inpex mulai melakukan pengerjaan Front-End Engineering Design (FEED) Lapangan Gas Abadi, Blok Masela. Seremoni pengerjaan FEED dilakukan di Jakarta, Kamis (28/08/2025). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek gas raksasa Lapangan Abadi, Blok Masela, Maluku resmi memasuki tahap Front-End Engineering Design (FEED) atau desain teknis rekayasa untuk fasilitas Onshore LNG (OLNG).

President and CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda mengatakan dimulainya tahap FEED merupakan langkah penting dalam perjalanan menuju peningkatan ketahanan dan keberlanjutan energi Indonesia. Bahkan, proyek ini akan memberikan nilai signifikan bagi perekonomian nasional.

Menurut Ueda, proyek dengan nilai investasi sekitar US$ 20 miliar atau setara Rp 327 triliun (asumsi kurs Rp 16.357 per US$) ini setidaknya diproyeksikan mampu menyumbang sekitar US$ 150 miliar atau 2.543 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).


"Secara perkiraan, proyek ini akan menambah sekitar US$ 150 miliar terhadap PDB Indonesia," ujarnya dalam Konferensi Pers, Kamis (28/8/2025).

Blok Masela juga berpotensi menciptakan 70 ribu lapangan pekerjaan dalam kurun waktu 30 tahun ke depan. Selain itu, proyek ini juga akan menjadi proyek energi pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS) sejak awal produksi.

"CCS akan membantu mendorong dekarbonisasi Indonesia sekaligus memasok energi untuk negeri ini," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter. Adapun potensi gas dari Lapangan Abadi ini diperkirakan 6,97 triliun kaki kubik (TCF) gas.

Kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract/ PSC) Masela yang ditandatangani pada 1998 lalu dan telah diperpanjang hingga 2055 ini berpotensi menghasilkan 9,5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu, Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35.000 barel per hari.

Konsep pengembangan lapangan green field (lapangan migas baru) yang memiliki kompleksitas tinggi dan risiko besar mencakup pengeboran deepwater, fasilitas subsea, FPSO (Floating Production Storage and Offloading), dan onshore LNG plant akan menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PHE serta mitra-mitranya untuk merealisasikannya. Selain itu pengembangan lapangan ini juga berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja.

Blok Masela juga direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mendukung program Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung sustainability pada era transisi energi.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonom Kaget Dengan Data PDB, Sri Mulyani Tegaskan Percaya BPS