
Resmi! Proyek Gas Abadi Blok Masela RI Memulai Desain Rekayasa Teknis

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, Maluku resmi memulai pengerjaan tahap Front End Engineering and Design (FEED) atau desain rekayasa teknis. Proyek itu dioperasikan oleh perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Jepang yakni INPEX melalui anak usahanya INPEX Masela, Ltd.
Sebagai informasi, tahap perancangan desain tersebut mencakup peninjauan dan penetapan spesifikasi fasilitas yang akan memproduksi dan memproses hidrokarbon dari Lapangan Gas Abadi, serta fasilitas kilang Liquefied Natural Gas (LNG) darat (Onshore LNG/OLNG).
President and CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda mengatakan proyek dengan nilai investasi mencapai US$ 20,94 miliar setara Rp 342,56 triliun (asumsi kurs Rp 16.359 per US$) tersebut akan memberikan nilai tambah yang substansial bagi Indonesia.
"Proyek ini akan berkontribusi pada perekonomian Indonesia, tidak hanya dengan meningkatkan ketahanan energi dan ketahanan pasokan, tetapi juga dengan mendorong pertumbuhan ekonomi," jelas Ueda dalam acara Peresmian Fase FEED Proyek LNG Abadi, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Tidak main-main proyek ini diprediksi bisa menyumbang Produks Domestik Bruto (PDB) bagi Indonesia mencapai US$ 150 miliar setara Rp 2.454 triliun. Selain itu, penciptaan lapangan kerja terhitung mencapai 70.000 orang dalam 30 tahun.
"Ini juga akan menjadi proyek energi pertama di Indonesia yang menerapkan penangkapan dan penyimpanan karbon, yang disebut CCS, sejak awal produksi," katanya.
Fase mulainya FEED Masela dilakukan dengan mengoptimalkan desain, mengurangi risiko teknis dan pelaksanaan, serta meningkatkan kepastian biaya dan jadwal.
"Berkat kontraktor-kontraktor kelas dunia untuk FEED, saya rasa kami sangat berharap FEED yang akurat dan canggih secara teknis sangat penting untuk fase EPC berkualitas tinggi," tambahnya.
Tahap pertama yang akan dilakukan adalah, mempercepat tanda tangan perjanjian pokok (heads of agreement/HOA) yang tidak mengikat dengan banyak calon pelanggan. Dan, juga akan meningkatkan perjanjian-perjanjian yang ada menjadi kontrak jangka panjang yang mengikat, termasuk volume dan harga, sesegera mungkin.
Kedua, mempercepat pengaturan pembiayaan dengan berbagai lembaga keuangan, termasuk JBIC, lembaga publik Jepang, dan bank internasional lainnya, untuk mengamankan pembiayaan yang kompetitif.
"Sejauh ini, kami telah menerima indikasi positif dari banyak lembaga keuangan dan bankir. Namun, kami juga akan melanjutkan upaya kami karena mendapatkan pembiayaan yang kompetitif merupakan faktor kunci keberhasilan proyek Abadi," imbuhnya.
Terakhir, memperkuat keterlibatan dengan masyarakat setempat. Ueda optimis, pihaknya bisa mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat untuk keberhasilan proyek Abadi Masela.
Di samping itu, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto membeberkan cadangan gas di Proyek Masela sebesar 18,54 TCF. Kelak, yang nantinya akan dioperasikan penuh sekitar 9,5 MTPA LNG dan 150 MMSCFD, serta kondensat sebesar 35 ribu barel per hari.
"Kami laporkan pula bahwa proyek ini merupakan Proyek Strategis Nasional atau PSN sejak ditetapkan pada bulan September 2017," katanya dalam kesempatan yang sama.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Babak Baru Proyek Gas Raksasa Rp340 Triliun RI, Beroperasi di 2029