
Pilu! Tangis Anak-Anak Korban Penembakan Gereja Katolik-Peluk Erat Ibu
Wajah sedih dan trauma anak-anak terlihat di lokasi penembakan brutal di sebuah gereja katolik di komplek sekolah dasar Annunciation Church, di Minneapolis, AS.

Foto-foto menunjukan bagaimana anak-anak menangis memeluk orang tua mereka di lokasi kejadian penembakan brutal di gereja di lingkungan Sekolah Katolik Annunciation di Minneapolis, Minnesota, AS, Rabu waktu setempat. (REUTERS/Ben Brewer)

Mengutip Reuters, Kamis (28/8/2025), setidaknya dua anak berusia 8 dan 10 tahun tewas. Adapun korban luka terdiri dari 14 anak dan tiga jemaat lansia. Pelaku melepaskan tembakan melalui jendela kaca sekolah ke gereja saat misa perayaan tahun ajaran baru dimulai, yang dipenuhi anak-anak, pukul 08.30 pagi waktu setempat. Dilaporkan ia juga diidentifikasi tewas, yang menyebabkan total tiga orang meninggal dalam peristiwa nahas itu. (REUTERS/Ben Brewer)

Para pejabat mengidentifikasi penyerang sebagai Robin Westman, 23 tahun. Para pejabat menyebut penyerang sebagai laki-laki dalam konferensi pers. Namun catatan pengadilan menunjukkan bahwa nama Westman diubah dari Robert pada tahun 2020 dengan alasan bahwa Westman diidentifikasi sebagai perempuan. Laman New York Post menyebutnya sebagai transgender. (Reuters)

Menurut Basis Data Penembakan Sekolah K-12, penembakan di Sekolah Katolik Annunciation, sebuah sekolah dasar swasta dengan sekitar 395 siswa, merupakan insiden ke-146 di negara tersebut sejak Januari. (Reuters)

Para pejabat mengatakan Westman tidak memiliki catatan kriminal dan tampaknya bertindak sendiri. Mereka mengatakan tidak mengetahui motif kejahatan tersebut. Para pejabat penegak hukum mengatakan mereka sedang memeriksa jejak digital yang diunggah oleh Westman yang telah dihapus.(REUTERS/Tim Evans)

Diketahui sebelum kejadian, Westman mengunggah video di Youtube. Video-video yang diunggah oleh pelaku menunjukkan manifesto tulisan tangan, ada pernyataan "bunuh Donald Trump" serta "demi anak-anak" dengan potret sejumlah senjata. Ia juga menggunakan aksara Sirilik dan kata-kata fonetik bahasa Inggris. Dalam video itu, pelaku juga menunjukkan kekaguman dan penghormatan ke pelaku menembakkan massal lain bernama Sandy Hook di tahun 2012. (REUTERS/Ben Brewer)