Digitalisasi & Pendampingan Mainkan Peran Penting Agar UMKM Naik Kelas

Elga Nurmutia, CNBC Indonesia
27 August 2025 19:26
Diskusi UMKM: Kekuatan Rakyat, Energi Bangsa yang merupakan rangkaian acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Jakarta, Kamis (22/8/2025).
Foto: Diskusi UMKM: Kekuatan Rakyat, Energi Bangsa yang merupakan rangkaian acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Jakarta, Kamis (22/8/2025).

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menyebut digitalisasi dan pendampingan UMKM memainkan peran penting agar pengusaha usaha mikro bisa naik kelas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pendampingan UMKM seperti yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk (Sampoerna) telah ikut mendorong pengusaha UMKM meningkatkan kesejahteraan mereka.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, M. Riza Damanik, mengatakan 99% usaha di Indonesia merupakan UMKM. Hal itu membuat UMKM berkontribusi sebesar 97% terhadap penyerapan tenaga kerja dan sekitar 60% terhadap ekonomi nasional.

Sayangnya, dengan jumlah UMKM yang ditaksir mencapai 56,15 juta (Desember 2024), mayoritas merupakan pengusaha usaha mikro. Untuk itu, kata Riza, pendampingan sangat penting untuk membantu pengusaha usaha mikro bisa meningkatkan produktivitas yang nantinya berdampak pada perbaikan kesejahteraan.

"Yang paling penting ialah mendorong UMKM dari informal ke formal. Kementerian UMKM menyiapkan SAPA UMKM sebagai instrumen yang memastikan agar proses transformasi usaha bisa terwujud," katanya ketika menjadi pembicara pada diskusi UMKM: Kekuatan Rakyat, Energi Bangsa yang merupakan rangkaian acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Jakarta, Kamis (22/8/2025).

Pesta Rakyat untuk Indonesia, yang diinisiasi Sampoerna, merupakan platform kolaboratif tahunan yang bertujuan memperkuat ekonomi rakyat. Menurut Riza dengan UMKM bergabung ke aplikasi SAPA UMKM, pemerintah dapat membantu memberikan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat halal secara gratis hingga menyediakan akses pembiayaan. Selanjutnya, upaya mendorong UMKM naik kelas dilakukan lewat model kemitraan UMKM dengan usaha besar.

Dia menegaskan, UMKM hanya bisa menjadi besar jika ada usaha besar yang membantu dalam konteks kemitraan rantai pasok. Lewat kemitraan business to business (B2B), UMKM diharapkan menjadi bagian penting dari rantai pasok untuk usaha yang lebih besar.

"Pada saat bersamaan, kami memperkuat melakukan pendampingan, kurasi, fasilitasi dengan harapan adanya transformasi informal ke formal dan masuk dalam rantai pasok sehingga kualitas ekonomi kita semakin baik," jelasnya.

Transformasi Digital dan Peran Penting Sampoerna

Riza melanjutkan, sejalan dengan tren belanja konsumen, transformasi digital bagi UMKM menjadi keniscayaan. Sebelum pandemi, katanya, hanya sebanyak 9 juta UMKM yang masuk dalam ekosistem digital tetapi saat ini sudah lebih dari 25 juta UMKM.

Pertumbuhan signifikan itu, lanjutnya, karena UMKM merasakan manfaat dari digitalisasi. Kementerian UMKM percaya digitalisasi bukan semata-mata tentang onboarding tetapi yang paling penting ialah bahwa UMKM yang onboarding itu semakin produktif.

"Nah, bahwa Sampoerna melakukan upaya-upaya pelatihan, pendampingan dan seterusnya, itu adalah bagian penting menurut saya," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sampoerna Elvira Lianita mengatakan Sampoerna percaya kolaborasi semua pihak, baik itu swasta, pemerintah, akademisi dan lainnya sangat penting untuk menciptakan kedaulatan ekonomi kerakyatan.

"Sampoerna melihat bahwa kami memiliki peran yang bisa terus mendorong pertumbuhan ekonomi. Itulah mengapa Sampoerna sangat konsisten, salah satunya untuk mendampingi UMKM. Tambah lagi, Sampoerna yang genap 112 tahun dimulai dari UMKM," katanya.

Elvira menuturkan salah satu wujud kolaborasi pemerintah dan swasta itu tampak pada upaya pemulihan pengusaha UMKM, Mama Khas Banjar di Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Juli 2025 lalu. Toko Mama Khas Banjar sebelumnya sempat mati suri lantaran permasalahan hukum.

Kementerian UMKM bersama Sampoerna berkolaborasi untuk membantu Toko Mama Khas Banjar agar bisa beroperasi kembali. Pasalnya, Toko Mama Khas Banjar menjadi ujung tombak ekonomi dan pemasaran produk dari para nelayan dan petani di sekitar lokasi usaha.

"Bersama Kementerian UMKM, kami memperbaiki usahanya, memperbaiki tokonya melalui SRC. Ini kemudian menginspirasi kami untuk mengadakan kompetisi Pojok Lokal," jelasnya.

Elvira menjelaskan, Sampoerna melalui Payung Program Keberlanjutan "Sampoerna untuk Indonesia" telah membina pedagang toko kelontong lewat Sampoerna Retail Community (SRC) sejak 2008.

Saat ini jumlah toko kelontong yang masuk ke dalam ekosistem SRC telah mencapai 250.000 toko di seluruh Indonesia. Setiap toko SRC menyediakan Pojok Lokal sebagai tempat bagi para ibu dan UMKM sekitar toko untuk memasarkan produk.

Selain SRC, Sampoerna juga mendukung lahirnya wirausaha dan mendampingi UMKM yang ingin naik kelas lewat Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC). Sampoerna menyediakan fasilitas pelatihan terintegrasi di Pasuruan, Jawa Timur untuk membantu UMKM mengembangkan usaha dari sisi produksi hingga akses pasar.

"Sampoerna membantu toko kelontong untuk terkoneksi secara digital melalui aplikasi AYO by SRC yang telah dirilis sejak 2019. Digitalisasi dengan pendampingan yang intensif telah membantu pemilik toko SRC meningkatkan omsetnya," jelasnya.

Pada saat bersamaan, melalui SETC, Sampoerna mendampingi UMKM untuk masuk ke platform online di e-Commerce, membuat UMKM bisa mengembangkan media sosial hingga memiliki website sendiri. Elvira menuturkan dari 250.000 anggota SRC, sekitar 90% telah terkoneksi secara digital. Adapun, sebanyak 1.600 UMKM yang didampingi melalui SETC, 80% telah memiliki akses ke ekosistem digital.

"Sampoerna melihat digitalisasi sangat penting dan tidak bisa dilepaskan dari kelangsungan usaha UMKM di Indonesia," tambahnya.

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Soal Pajak Merchant E-Commerce, Pengamat: Bisa Dongkrak Kepatuhan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular