Menteri LH Akan Geber Penjualan Kredit Karbon RI di COP30 Brasil
Jakarta, CNBC Indonesia - Konferensi Perubahan Iklim PBB 2025 atau Conference of the Parties ke-30 (COP30) akan digelar di Kota Belem, Brasil. Acara penting ini tidak akan disia-siakan Indonesia untuk menjual kredit karbon.
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan Indonesia berkomitmen mengurangi emisi karbon untuk menjaga kenaikan suhu global dengan menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32% atau setara dengan 912 juta ton CO2 pada tahun 2030. Sebelumnya, Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon 29% atau setara dengan 835 juta ton CO2.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menjual kredit karbon. Indonesia sendiri memiliki dua mekanisme pasar karbon yakni pertama berbasis kepatuhan melalui perdagangan emisi (compliance-based through emission trading) dan pasar karbon berbasis sukarela (voluntary-based carbon market through).
Nantinya, kredit karbon tersebut dijual dengan harapan mendapatkan pendapatan yang akan dimanfaatkan untuk mengurangi karbon global seperti perlindungan kawasan hutan, mangrove, gambut, coral reef, hingga padang lamun.
"Kita menjadi negara compliance di dalam Paris Agreement dalam karbon market. Mari kita melakukan negosisasi dan promosikan, kita jual potensi karbon kita di acara COP30 Brasil pada beberapa bulan ke depan," ungkap Hanif saat memberikan sambutan secara virtual di acara Forum Nasional Pekan Iklim Bali 2025, Denpasar, Senin lalu (25/8/2025).
Perjanjian Paris atau Paris Agreement yang ditandatangani oleh 196 negara pada tahun 2016 bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu global
di bawah 2°C, dengan upaya untuk membatasinya pada 1,5°C.
Hanif bilang Indonesia, misalnya, telah menetapkan kontribusi yang ditetapkan secara nasional (NDC) yaitu mengurangi emisi sebesar 915 juta ton setara CO2 (MTCO2-e) per tahun pada tahun 2030. Pencapaian target ini membutuhkan perkiraan investasi cukup besar yang tidak dapat dipenuhi hanya oleh anggaran negara.
"Kita akan promosikan secara masif di COP30 Brasil. Kita promosikan potensi-potensi yang bisa dilakukan perdagangannya, dibangun nilai ekonomi karbonnya," sebutnya.
Namun Hanif memberikan catatan bahwa perdagangan karbon nantinya di COP30 Brasil jangan sampai hanya mencari keuntungan dengan memperkaya diri sendiri. Uang hasil penjualan kredit karbon ditujukan agar Indonesia bisa menekan emisi gas rumah kaca.
"Dengan satu tujuan untuk pencapaian emisi bukan hanya orang yang ambil keuntungan belaka dari karbon yang ada di Indonesia, tanpa mempertimbangkan dana itu harus dikembalikan untuk mengembalikan iklim kita. Ayo secara kepahlawanan pada bulan Agustus kita kembalikan nilai ekonomi karbon untuk mengurangi emisi dari sisi Republik Indonesia yang kita cintai ini," serunya.
(wur/wur)