Sharing Session EV

PERHAPI Ungkap Alasan Perusahaan Tambang Lirik Penggunaan EV

Khoirul Anam, CNBC Indonesia
Selasa, 26/08/2025 16:42 WIB
Foto: Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia, Sudirman Widhy Hartono menyampaikan paparan dalam acara Sharing Session The Future EV In Mining Industry di Jakarta, Selasa (26/8/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Sudirman Widhy Hartono mengungkap bahwa alasan utama perusahaan tambang mulai beralih menggunakan Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik dalam menjalankan operasional adalah masalah biaya bahan bakar.

Sudirman mengatakan, berdasarkan data dari pusat pertambangan, biaya komponen bahan bakar itu bisa mencapai 30-60% dari total keseluruhan operasional.

Terlebih dengan adanya kebijakan penggunaan B40, kenaikan harga rata-rata bahan bakar bisa mencapai Rp21-Rp24 ribu per liter. Tidak heran jika saat ini banyak perusahaan tambang mulai beralih ke EV.


"Beberapa bulan lalu bahkan setelah dilepas, menjadi agak melonjak (biaya) untuk beberapa kawasan misalnya Sulawesi. Jadi mereka memang kalau mau jujur itu faktor utama untuk beralih ke EV," ujarnya dalam Sharing Session dengan mengangkat tema "The Future EV In Mining Industry" di Bimasena, The Dharmawangsa, Jakarta, Selasa, (26/8/2025).

Sudirman menjabarkan, kalau rasio fuel untuk pengangkutan rata-rata 0,05 liter per ton km untuk batu bara. Artinya untuk truk dengan kapasitas 40 ton yang mengangkut batubara kapasitas penuh berjalan sejauh 4 km membutuhkan 2 liter bahan bakar. Dua liter ini kalau pakai B40 mengeluarkan biaya fuel 2 kali 250.

Sementara secara umum 1 liter bahan bakar jika digantikan menggunakan EV hanya di kisaran 3-5 kwh dengan biaya 1.000 per kwh. Artinya jika perusahaan tambang menggunakan mobil listrik, perusahaan hanya mengeluarkan biaya untuk 2 liter sebesar Rp 10 ribu.

"Ini sangat memancing keinginan dari pengusaha tambang untuk beralih ke EV. Banyak yg ingin mengalihkan truk ke EV," terangnya.

Namun masalahnya ujar Sudirman, penggunaan EV hanya akan efektif untuk pengangkutan di jalan yang rata. Sementara banyak tambang kedalaman 50-100 meter.

Ia pun mengusulkan untuk truk yang di dalam tambang khususnya open pick, lebih tepat dengan hibrid. Sebagian bahan bakar untuk pengangkutan ke atas, begitu turun menggunakan baterai.

"Tapi pengangkutan datar, itu sudah banyak yang beralih ke EV truk. Perkaranya bagaimana dengan peralatan tambang lain seperti ekskavator, dan lain-lain, sampai saat ini kita belum dengar. Salah satu yang mulai didiskusikan adalah listrik untuk ekskavator. Artinya ada jaringan listrik di dalam tambang," jelasnya.


(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Lonjakan Kargo EV, IPCC Siapkan Strategi Tingkatkan Kinerja