Negara Bangkrut Tetangga RI Mencoba Bangkit, Buka Kasino Besar-besaran
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Sri Lanka tengah mempertaruhkan masa depan ekonominya pada sektor pariwisata mewah, terutama lewat industri kasino, guna bangkit dari krisis keuangan yang sempat melumpuhkan negara pada 2022-2023.
Presiden Anura Kumara Dissanayake, yang akan menandai satu tahun kepemimpinannya bulan depan, menjadikan pembukaan resor kasino raksasa di ibu kota Kolombo sebagai tonggak baru strategi pemulihan.
Awal bulan ini, Dissanayake meresmikan City of Dreams, kompleks kasino senilai US$1,2 miliar yang disebut sebagai resor terintegrasi pertama di Asia Selatan. Proyek tersebut merupakan hasil kerja sama antara konglomerat Sri Lanka John Keells Holdings dan perusahaan hiburan asal Makau, Melco Resorts & Entertainment.
Acara peluncuran digelar meriah dengan penampilan aktor Bollywood terkenal, Hrithik Roshan, yang membawakan sejumlah lagu populer India di hadapan ribuan undangan.
Langkah itu menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahan Dissanayake memandang sektor perjudian sebagai bagian penting dari strategi pembangunan. Bahkan, parlemen Sri Lanka baru-baru ini mengesahkan undang-undang untuk mengatur aktivitas perjudian, termasuk kasino, guna mempertegas kerangka hukum dan memaksimalkan pendapatan negara.
"Pariwisata memainkan peran yang sangat signifikan bagi kami untuk keluar dari masalah ekonomi yang ada," kata Wakil Menteri Pariwisata, Ruwan Ranasinghe, kepada Reuters, dilansir Selasa (26/8/2025).
"Dalam jangka pendek, kami mengejar peningkatan jumlah kunjungan. Namun untuk jangka panjang, rencana kami adalah mengembangkan pariwisata berkualitas, berkelanjutan, dan berkelas tinggi. Kasino serta perjudian akan menjadi salah satu segmennya."
Pemerintah menargetkan peningkatan kedatangan turis sebesar 50% menjadi 3 juta kunjungan tahun ini. Jika tercapai, pendapatan pariwisata diproyeksikan naik menjadi 5 miliar dolar AS, dibanding 3,7 miliar dolar pada tahun lalu.
Ranasinghe menambahkan kontribusi sektor pariwisata yang pada 2024 menyumbang sekitar 4% terhadap PDB diharapkan dapat meningkat hingga 10% di masa depan, didukung pertumbuhan segmen wisata premium.
Bank sentral Sri Lanka bulan ini memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 4,5%, lebih tinggi dari proyeksi Bank Dunia pada April yang hanya 3,5%. Hal ini didorong lonjakan pariwisata serta pembukaan lapangan usaha baru.
Sebagai informasi, ekonomi Sri Lanka dengan nilai sekitar US$99 miliar baru kembali tumbuh pada 2023 setelah dua tahun kontraksi parah yang memaksa negara itu meminta bailout 2,9 miliar dolar dari IMF.
Kompleks City of Dreams yang berdiri di tepi pantai Kolombo dilengkapi 800 kamar hotel, pusat perbelanjaan mewah, dan fasilitas konferensi. Para investor yakin resor ini akan memikat wisatawan berpenghasilan tinggi, terutama dari India dan China.
"Itu adalah pasar hijau sepenuhnya. Mirip dengan bagaimana kami mengembangkan pasar lain di masa lalu - di Manila, Makau, dan juga Siprus," ujar Lawrence Ho, Chairman dan CEO Melco Resorts & Entertainment. "Saya pikir kita baru menyentuh permukaan dalam hal potensi pariwisata dan juga potensi resor terintegrasi dengan kasino di negara ini."
Data pemerintah menunjukkan India merupakan penyumbang terbesar wisatawan ke Sri Lanka dengan hampir seperempat dari total 2 juta kunjungan pada 2024, sementara turis asal China mencapai 7%. Kedua negara memiliki hubungan ekonomi erat dengan Kolombo, dan warganya kini menikmati kebijakan bebas visa masuk.
Dengan keterbatasan kasino di India serta kebijakan pembatasan ketat di China yang hanya mengizinkan operasi resmi di Makau, Sri Lanka berharap bisa menjadi tujuan alternatif yang menarik.
Namun, regulasi perjudian yang baru juga menuai kritik. Para pakar menilai undang-undang tersebut memberikan kewenangan berlebihan kepada menteri keuangan, tidak mencakup pengawasan terhadap lotre milik negara, mengabaikan keterwakilan industri pariwisata, serta menetapkan sanksi yang dianggap terlalu ringan.
Meski demikian, pemerintah membela kebijakan itu sebagai upaya penting untuk mencegah dampak sosial negatif dan memperluas lapangan kerja.
"Aktivitas perjudian memang sudah ada di Sri Lanka, terutama di Kolombo, tetapi tidak begitu signifikan," ujar Ranasinghe. "Dengan hadirnya City of Dreams, saya yakin klien-klien dari seluruh dunia akan datang ke Sri Lanka."
(luc/luc)