Aksi Buang Dolar AS Antara RI-Jepang Naik 128,6%, Gara-gara Ini!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
25 August 2025 14:50
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat konferensi pers usai rapat tertutup membahas program 3 juta rumah di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Rabu (19/2/2025) malam. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat konferensi pers usai rapat tertutup membahas program 3 juta rumah di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Rabu (19/2/2025) malam. (CNBC Indonesia/Muhamad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Transaksi tanpa dolar Amerika Serikat antara Indonesia dan Jepang terus meningkat, sejak diberlakukannya mekanisme transaksi dengan mata uang lokal atau local currency transaction sejak 2020.

Pada periode Januari-Juli 2025 nilai transaksi LCT antara Indonesia dan Jepang melalui mata uang rupiah dan yen sudah setara US$ 5,1 miliar, atau naik 128,69% dibanding periode yang sama pada tahun lalu senilai Rp US$ 2,23 miliar.

"Dan ini transaksi mata uang lokal Indonesia-Jepang sudah nomor dua terbesar, setelah China," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara High Level Campaign LCT & Launching QRIS Cross Border Indonesia-Jepang, Senin (25/8/2025).

Meski transaksinya terus meningkat, kedua negara tak berpuas diri. Kini, transaksi ritel pun telah disepakati bisa dilakukan hanya dengan kode QR masing-masing negara, yakni QRIS untuk Indonesia, dan JPQR untuk Jepang.

Per hari ini, implementasi telah dilakukan menandai resminya transaksi ritel bisa dilakukan antar negara tanpa harus menggunakan uang tunai, melainkan cukup melalui pembayaran digital lewat ponsel masing-masing masyarakat kedua negara.

Wakil Duta Besar Bidang Perekonomian Kedutaan Besar Jepang, Ueda Hajime mengatakan, eratnya hubungan keuangan antara Indonesia dan Jepang tak terlepas dari besarnya jumlah pelancong dan pekerja Indonesia di Jepang, maupun sebaliknya.

Ueda mengatakan, perusahaan Jepang yang ada di Indonesia saat ini mencapai 2.000 yang beroperasi. Sementara itu, jumlah pekerja Indonesia di Jepang yang melalui program pemagangan atau profesional seperti pekerja berkemampuan khusus (specified skilled workers) mencapai 150.000 orang dengan usia muda.

"Dengan diperkenalkannya pembayaran lintas batas ini, saya berharap masyarakat dapat menggunakan metode pembayaran yang familiar tanpa khawatir akan perbedaan bahasa atau mata uang," tutur Ueda.

Kini, kerja sama pemanfaatan mata uang lokal antar kedua akan semakin luas dengan pencanangan kajian penggunaan konsep LCT di pasar obligasi Indonesia khusus untuk masyarakat Jepang. Artinya, mata uang Yen bisa langsung digunakan untuk transaksi di pasar obligasi ke depannya.

"Sejak Agustus 2020, Jepang dan Indonesia telah menerapkan LCT antara rupiah dan yen, yang kini secara bertahap diperluas. Dengan mengurangi biaya valuta asing, diharapkan dapat mendorong kegiatan bisnis, khususnya perluasan perdagangan bilateral dan investasi langsung," paparnya.

Kerja sama Local Currency Transaction (LCT) antara Indonesia dan Jepang mulai disepakati pada 2019 dan diimplementasikan sejak 2020. Skema penyelesaian transaksi langsung dalam Rupiah-Yen memungkinkan perdagangan dan investasi dilakukan tanpa harus bergantung pada mata uang pihak ketiga, sehingga menurunkan biaya konversi valuta asing dan meningkatkan efisiensi transaksi.

"Indonesia dan Jepang bekerja sama erat untuk mempromosikan LCT, yang merupakan alat yang nyaman untuk penyelesaian langsung antara mata uang dua negara tanpa melibatkan mata uang negara ketiga seperti dolar AS," tegas Ueda.


(arj/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mulai 17 Agustus 2025, QRIS Bisa Digunakan di Jepang-China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular