RI Belum Rampung Negosiasi Tarif Trump: Sawit, Kopi-Kakao Masuk Daftar
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia terus berupaya menuntaskan negosiasi dengan Amerika Serikat (AS), agar sejumlah produk ekspor komoditas unggulan bisa mendapat tarif bea masuk nol persen. Namun, proses tersebut belum juga rampung, lantaran banyak negosiasi yang tengah dilakukan AS dengan negara lainnya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengakui negosiasi ini membutuhkan waktu lebih panjang.
"Reciprocal tariff agreement itu kan kan belum selesai. Kalau targetnya Amerika kan sebelum 1 September," kata Budi saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
"Cuma ya sekarang kan belum selesai. Mungkin karena Amerika kan banyak negara yang harus (dilakukan negosiasi), masing-masing kan membuat agreementnya kan banyak. Ya mungkin memakan waktu juga. Tapi sampai sekarang belum," tambahnya.
Meski begitu, pemerintah Indonesia tetap mendorong agar komoditas tertentu bisa masuk ke pasar AS tanpa bea masuk. "Iya kita mengusulkan yang tidak diproduksi di Amerika untuk kalau bisa 0%," tegasnya.
Budi mengatakan, sejumlah komoditas unggulan Indonesia sudah diajukan dalam negosiasi ini. "Ada CPO (minyak sawit mentah atau crude palm oil), kakao, kopi. Ada beberapa lagi. Tapi yang jelas yang tidak diproduksi di Amerika," ungkap dia.
Saat ditanya apakah jumlah komoditas yang diajukan bisa mencapai belasan, Budi tidak menutup kemungkinan. "Ya kita identifikasi terus ya. Kan kalau bisa nambah kan lebih bagus," ujarnya.
Lebih jauh, dia menyampaikan, sejauh ini progres negosiasi masih belum ada kepastian akhir. "Belum, belum-belum selesai," kata Budi singkat.
(dce)