
Sadar Mr. Trump, Mayoritas Warga AS Ingin Akui Kedaulatan Palestina

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas warga Amerika Serikat (AS) mendukung agar negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Hal ini terungkap dalam jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos.
Survei yang dirilis Rabu (20/8/2025) tersebut menunjukkan 58% responden percaya Palestina layak diakui sebagai negara, sementara 33% menolak, dan 9% tidak menjawab. Survei dilakukan terhadap 4.446 orang dewasa di AS, dengan margin kesalahan ±2%.
Dukungan publik ini mencuat di tengah krisis kemanusiaan di Gaza yang semakin memburuk sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Israel membalas dengan operasi militer besar-besaran yang menurut Kementerian Kesehatan Gaza telah menewaskan lebih dari 62.000 orang.
Tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah negara termasuk Prancis, Inggris, dan Australia mengumumkan rencana mengakui Palestina.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menegaskan, "Australia akan mengakui hak rakyat Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri."
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menekankan pengakuan akan diberikan September mendatang jika Israel tidak memenuhi syarat penghentian serangan di Gaza.
"Kami akan mengakui Negara Palestina pada Sidang Umum PBB, kecuali pemerintah Israel mengambil langkah substantif untuk mengakhiri situasi mengerikan di Gaza," kata Starmer.
Namun, Amerika Serikat tetap berpegang pada kebijakan lama. Pemerintahan Presiden Donald Trump menegaskan tidak ada perubahan sikap untuk mengakui Palestina. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio bahkan menilai langkah negara-negara Eropa sebagai "keputusan sembrono yang hanya melayani propaganda Hamas."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menolak tegas rencana pengakuan Palestina. "Negara Palestina dalam kondisi seperti ini akan menjadi landasan untuk memusnahkan Israel, bukan hidup damai berdampingan dengannya," ujarnya pada Juli lalu.
Meski demikian, tren opini publik AS menunjukkan pergeseran. Jajak pendapat Universitas Quinnipiac pada Juni mencatat simpati warga AS terhadap Israel turun ke titik terendah, hanya 37% yang menyatakan lebih berpihak pada Israel.
Ke depan, keputusan Inggris dan Australia pada September dinilai akan menjadi momen penting yang bisa mengubah arah diplomasi internasional terkait konflik Israel-Palestina.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Didemo Habis-habisan oleh Warga Gaza, Begini Reaksi Hamas
