
Hujan Deras Pecahkan Rekor, Kota Terbesar Lumpuh-Korban Berjatuhan

Jakarta, CNBC Indonesia - Aktivitas di Karachi, kota terbesar sekaligus pusat keuangan Pakistan, lumpuh total pada Rabu (20/8/2025) setelah hujan monsun deras menewaskan sedikitnya 10 orang dan merendam hampir seluruh wilayah kota berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa itu.
Pemerintah memerintahkan sekolah, kantor, serta kegiatan bisnis ditutup menyusul peringatan potensi curah hujan lebih lebat dalam beberapa hari ke depan.
Seorang juru bicara pemerintah provinsi, Abdul Wahid Halepoto, mengatakan korban meninggal akibat berbagai insiden yang dipicu banjir, mulai dari tenggelam, kecelakaan lalu lintas, runtuhnya bangunan, hingga tersengat listrik.
"Korban jiwa disebabkan oleh tenggelam, kecelakaan di jalan, robohnya bangunan, dan tersengat aliran listrik," ujarnya, dilansir Reuters, Kamis (21/8/2025).
Hujan mulai mengguyur Karachi sejak Selasa malam dengan intensitas tertinggi dalam beberapa dekade terakhir. Stasiun cuaca di dekat bandara mencatat 163,5 milimeter hujan, tertinggi sejak 1979, sementara di timur laut kota tercatat 178 milimeter, rekor tertinggi sejak stasiun itu didirikan lima tahun lalu.
"Kami memperkirakan hujan lebih deras akan terjadi," kata Anjum Nazir, juru bicara departemen meteorologi provinsi.
Banjir yang terjadi membuat aliran listrik, layanan telepon seluler, hingga penerbangan terganggu. Tayangan televisi memperlihatkan mobil-mobil terseret arus di jalanan, sementara rumah-rumah warga terendam air.
"Saya tidak pernah mengalami hujan seperti ini sepanjang hidup saya," kata Anosha, 30 tahun, seorang desainer grafis. "Mobil kami mogok di jalan yang tergenang, air masuk ke dalam, dan saya panik," tambahnya.
Wali Kota Karachi, Murtaza Wahab, menegaskan seluruh sumber daya pemerintah kota telah dikerahkan untuk mengatasi dampak bencana.
"Kami menggunakan semua sumber daya untuk membersihkan jalan dan memulihkan layanan publik," ujarnya dalam konferensi pers. Ia mengakui infrastruktur kota tidak mampu menahan curah hujan dengan intensitas sebesar itu.
"Sistem drainase kota hanya berkapasitas menampung 40 milimeter hujan, dan jika melebihi angka itu pasti meluap menjadi banjir," jelasnya.
Perusahaan K-Electric, distributor listrik di Karachi, menyatakan pemadaman terjadi di banyak wilayah akibat genangan air dan kemacetan lalu lintas yang menghambat akses perbaikan. Namun, sebagian besar jaringan telah dipulihkan.
"Upaya pemulihan terhambat oleh genangan dan kemacetan, tapi listrik sudah kembali di sebagian besar wilayah," kata juru bicara perusahaan.
Petugas penyelamat, kepolisian, relawan, serta berbagai lembaga pemerintah masih berjuang mengevakuasi warga dan memberikan bantuan darurat. Hingga kini, ribuan rumah tangga dilaporkan terdampak dan sebagian masih terisolasi banjir.
Bencana ini menambah panjang daftar korban akibat musim hujan monsun di Pakistan tahun ini. Sejak musim dimulai akhir Juni, lebih dari 750 orang meninggal dunia, menurut data Otoritas Manajemen Bencana Nasional.
Sementara itu, di wilayah barat laut Pakistan yang bergunung-gunung, banjir bandang pada Jumat lalu menewaskan sedikitnya 385 orang dan masih ada warga yang hilang.
Fenomena serupa juga melanda India. Di Mumbai, pusat keuangan India, beberapa kawasan dilaporkan menerima curah hujan hingga 875,1 milimeter dalam lima hari hingga 20 Agustus. Banyak sekolah ditutup selama dua hari berturut-turut dan layanan kereta api terganggu.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hujan Deras Picu Banjir Dahsyat, Kota Tenggelam-Korban Jiwa Berjatuhan
