Kemenhub Ungkap Resep Jepang Tekan Angka Kecelakaan, Simak!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Kamis, 21/08/2025 15:15 WIB
Foto: Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan dalam press briefing di Kemenhub, Kamis (21/8/2025). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menyoroti banyaknya kecelakaan yang menyebabkan masyarakat meninggal dunia. Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan menyebut bahwa dalam setiap jam terjadi kecelakaan berkali-kali.

Berdasarkan data Korlantas Polri, Jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan, yakni 25.266 orang (tahun 2021), 27.531 orang (tahun 2022) dan 27.895 orang (tahun 2023).

"Betapa penting mengetahui dampak kecelakaan-kecelakaan karena akan timbul masalah sosial budaya, ini berdampak, karena tiap 1 jam data di kita ada 3 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, itu di darat, belum dari laut menyumbang, kereta juga sama, dari darat menyumbang 3 orang meninggal per jam," kata Aan dalam press briefing di Kemenhub, Kamis (21/8/2025).


Akan ada dampak serius dari terjadinya kecelakaan, utamanya kasus meninggal dunia yang berpotensi menyebabkan kemiskinan struktural.

"Kalau meninggal bapak dari anak-anak itu anaknya jadi yatim, kalau Ibu-Bapak meninggal jadi yatim piatu berpotensi jadi kemiskinan, makanya Kemenhub lagi menyusun beberapa kegiatan terkait gimana membangun kendaraan berkeselamatan," sebut Aan.

Ia pun membandingkan sistem keselamatan yang ada di Indonesia dengan Jepang, dimana negeri Sakura tersebut sangat menekankan keselamatan sejak dini.

"Kita punya program usia dini terkait keselamatan. Kalau belajar dari Jepang, di Jepang itu hampir ngga ada penegakan hukum, ngga ada kamera ETLE di Jepang, mereka coba menanamkan masalah keselamatan sejak usia dini, dari TK, sekolah sampai SD terus diberikan pemahaman terkait keselamatan lalin gimana menaati aturan lalu lintas dan itu berhasil," sebut Aan.

"Jepang itu salah satu negara yang berhasil menekan tingkat fatalitas (kematian) korban jalan, pada 2021 ada 2.500 orang meninggal, di kita 27 ribu lebih meninggal dunia," lanjutnya.

Selain dari Jepang, Aan juga membandingkan dengan sistem keselamatan yang ada pada Eropa.

"Kita punya perbandingan Eropa mereka lebih ke penegakan hukum sehingga pengguna jalan tertib, kita kombinasi menyasar usia dini, ada program dan juga gimana melakukan penegakan hukum yang memberi efek jera sehingga keselamatan bisa dijamin untuk pengemudi dan pengguna jalan. Terpenting saya ingin masyarakat kita pahami gimana pentingnya keselamatan lalu lintas," ujar Aan.


(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Hujan Lebat Picu Banjir dan Longsor di Jepang Selatan