
Raksasa Nuklir Eropa Bicara Putin-Zelensky, Warning Kredibilitas NATO

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prancis Emmanuel Macron buka suara soal perihal potensi perdamaian Ukraina dan Rusia yang sedang diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini diutarakannya pasca mengikuti pertemuan multilateral antara Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta sejumlah sekutu Eropa dan NATO, Senin (18/8/2025).
Macron, dalam wawancara dengan NBC News, mengatakan bahwa cara Washington dan sekutunya menangani perang di Ukraina akan berdampak global terhadap kredibilitas mereka. Pasalnya, hal ini akan melemahkan upaya mereka untuk menekan Rusia, yang dianggap telah menimbulkan ancaman keamanan di Benua Biru.
"Apa yang terjadi di Ukraina tentu saja sangat penting bagi rakyat Ukraina, tetapi juga bagi keamanan Eropa secara keseluruhan, karena kita berbicara tentang membendung kekuatan nuklir, yang memutuskan untuk tidak lagi menghormati perbatasan internasional," ujarnya.
"Dan saya pikir ini sangat penting bagi negara Anda karena ini masalah kredibilitas. Cara kita berperilaku di Ukraina akan menjadi ujian bagi kredibilitas kolektif kita di mata dunia."
Macron mengatakan Trump yakin ia dapat mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Namun, perlu ada upaya untuk memastikan kesepakatan ini tidak merugikan Ukraina dan Eropa.
"Kita semua menginginkan kesepakatan, dan kita menginginkan kesepakatan damai. Namun, kita ingin memastikan bahwa perdamaian ini, dan juga kesepakatan ini, akan memungkinkan Ukraina untuk memulihkan negara mereka dan hidup dalam damai, untuk memastikan bahwa sehari setelah kesepakatan damai ini mereka akan memiliki kekuatan pencegahan yang memadai untuk tidak diserang lagi," tuturnya.
Tetapi presiden Prancis itu tampak kurang optimis terhadap sikap Putin untuk mengakhiri serangan skala penuh yang dilancarkan Rusia pada tahun 2022 ke Ukraina. Ia secara jelas menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin tidak terlalu bersemangat untuk mencapai perdamaian.
"Mustahil bagi seorang presiden Ukraina dan pejabat Ukraina untuk berunding tentang perdamaian sementara negara mereka sedang dihancurkan dan warga sipil mereka terbunuh," kata Macron, seraya menambahkan bahwa jaminan keamanan bagi Ukraina sangat penting.
"Jika Anda membuat kesepakatan damai tanpa jaminan keamanan, Rusia tidak akan pernah menepati janjinya, tidak akan pernah memenuhi komitmennya sendiri."
Macron juga mengatakan bahwa jika tidak ada kemajuan, Rusia harus dikenai sanksi yang lebih berat.
"Saya sangat mendukung fakta bahwa jika, pada akhirnya, tidak ada kemajuan serius selama pertemuan bilateral, atau jika ada penolakan pertemuan trilateral, dan, atau jika Rusia tidak mematuhi pendekatan ini, ya, kita harus meningkatkan sanksi," tandasnya.
Macron menyampaikan komentar tersebut setelah perundingan di Washington pada hari Senin antara Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan para pemimpin Finlandia, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, Uni Eropa, dan NATO. Hal ini merupakan tindak lanjut dari perundingan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada hari Jumat.
Meskipun belum tercapai kesepakatan untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun, pertemuan hari Senin tersebut telah meletakkan dasar bagi pertemuan trilateral yang telah lama dinantikan antara Trump, Zelensky, dan Putin.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengungkap Ambisi Putin di Balik Perang Rusia-Ukraina
