
Banjir Dahsyat 'Sapu' Desa Rata dengan Tanah, Ratusan Tewas
Banjir bandang di barat laut Pakistan tewaskan 341 orang, ratusan rumah rata dengan tanah. Warga enggan kembali karena ancaman hujan lebat susulan.

Warga berjalan melewati arus banjir sambil membawa payung saat meninjau kawasan rusak. Mereka masih enggan kembali ke rumah yang terendam setelah banjir mematikan menewaskan lebih dari 200 orang, sementara otoritas memperingatkan hujan susulan. Bayshonai Kalay, Buner, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan, Senin. (REUTERS/Akhtar Soomro)

“Semua orang takut. Anak-anak tidak bisa tidur,” kata Sahil Khan, seorang mahasiswa berusia 24 tahun, kepada Reuters dari atap bangunan di distrik Buner, dikutip Rabu (20/8/2025). Ia bersama 15 warga lain memanjat ke tempat tinggi demi menghindari banjir bandang yang dipicu hujan deras. Khan menyebut situasi itu “seperti skenario kiamat.” (REUTERS/Akhtar Soomro)

Menurut Otoritas Penanggulangan Bencana Provinsi, sedikitnya 341 orang meninggal akibat banjir di wilayah barat laut sejak Jumat, dengan lebih dari 200 korban berasal dari Buner. (REUTERS/Akhtar Soomro)

Di antara korban tewas, tercatat 28 perempuan dan 21 anak-anak. Banjir bandang menghanyutkan rumah, bangunan, hingga kendaraan, menyebabkan kerusakan besar di kawasan perbukitan. (REUTERS/Akhtar Soomro)

Banyak penduduk desa Bayshonai Kalay di Buner kini mengungsi ke dataran tinggi, sebagian tinggal bersama kerabat, sementara lainnya menempati kamp darurat yang disediakan pemerintah. Namun upaya penyelamatan terkendala akses, karena jalan-jalan sempit menyulitkan masuknya alat berat. (REUTERS/Akhtar Soomro)

Kondisi di pusat kota Buner juga memprihatinkan. Lumpur setinggi 1,5 meter menimbun toko dan rumah, memaksa warga bergotong royong membersihkannya dengan sekop. Sementara itu, mobil dan barang-barang pribadi terlihat berserakan di reruntuhan, menambah gambaran kehancuran yang ditinggalkan banjir mematikan ini. (REUTERS/Akhtar Soomro)