
Negeri 2 Benua Dihantam Krisis Air, Bendungan Raksasa Nyaris Kering
Kekeringan parah melanda Tekirdağ, Turki. Bendungan kering, ribuan rumah tanpa air berminggu-minggu, curah hujan turun hingga 95%.

Kekeringan parah melanda provinsi Tekirdağ, Turki, menyebabkan bendungan-bendungan utama di wilayah itu kering dan banyak rumah tidak mendapat pasokan air selama berminggu-minggu. Kondisi ini dipicu oleh penurunan curah hujan yang tajam di seluruh negeri tahun ini, menjadikan pasokan air bersih sebagai masalah kritis di sejumlah provinsi. (REUTERS/Dilara Senkaya)

Di berbagai daerah, termasuk Izmir dan Usak, pemadaman air semakin sering terjadi. Warga Izmir menghadapi gangguan pasokan sepanjang bulan ini, sementara penduduk Usak hanya mendapat akses air enam jam per hari akibat mengeringnya reservoir utama. Data Badan Meteorologi Turki mencatat curah hujan turun 71% pada Juli dibanding tahun lalu, dengan wilayah Marmara mencatat penurunan hingga 95% dari normal bulanan. (REUTERS/Murad Sezer)

Situasi semakin memburuk di Bendungan Naip Tekirdag, yang ketinggian airnya anjlok hingga nol persen pada Agustus. Tahun lalu di periode yang sama, bendungan ini masih mencatat kapasitas 21%. Untuk mengatasi krisis, pihak berwenang menyalurkan air irigasi ke rumah tangga, membangun sistem pompa, serta berencana mengeksplorasi sumur-sumur baru meski air tanah sudah menyusut dua kali lipat kedalamannya. (REUTERS/Murad Sezer)

Mehmet Ali Sismanlar, kepala Dinas Air dan Pembuangan Limbah Tekirdag (TESKI), mengatakan wilayahnya menjadi daerah paling terdampak kekeringan di Turki. (REUTERS/Murad Sezer)

Ia menilai perubahan iklim berperan besar dalam menurunnya curah hujan drastis dalam satu dekade terakhir, yang puncaknya memicu kekeringan parah dua tahun belakangan. Beberapa distrik, seperti Marmaraereglisi, kini terpaksa menggunakan air dari bendungan irigasi Turkmenli untuk kebutuhan sehari-hari. (REUTERS/Murad Sezer)

Warga Tekirdag mengaku semakin kesulitan menjalani kehidupan sehari-hari. Mehmet (70) dan keluarganya sudah dua bulan hidup tanpa pasokan air di rumah mereka, membuat mereka harus mengambil air dengan botol besar dari daerah sekitar. Istrinya, Fatma (65), bahkan begadang untuk mengisi botol saat air sempat mengalir. (REUTERS/Dilara Senkaya)