Anggaran Rp402,4 T untuk Energi, Ini Asumsi Lifting-Harga Minyak 2026

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
19 August 2025 17:30
Foto : REUTERS/Lucas Jackson/
Foto: REUTERS/Lucas Jackson/

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk memperkuat ketahanan di bidang pangan, energi, dan pertahanan. Hal tersebut ia sampaikan dalam Pidato Kenegaraan RUU APBN 2025 dan Nota Keuangan di Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (15/8/2025).

"Ketangguhan adalah fondasi terciptanya kemandirian dan kesejahteraan rakyat, kita akan perkuat ketahanan di bidang pangan, energi ekonomi dan pertahanan," ungkap Prabowo di hadapan anggota DPR RI, Jumat (15/08/2025).

Ia menekankan potensi sumber daya alam harus dikelola sepenuhnya demi kepentingan rakyat bukan segelintir kelompok di Indonesia. Karena itu, ia mendorong agar program hilirisasi dapat diperluas untuk peningkatan nilai tambah dan penciptaan lapangan pekerjaan baru.

"Nilai tambah harus kita maksimalkan dan nilai tambah itu harus tetap berada di tanah air kita," ujarnya.

Di samping itu, Prabowo menambahkan bahwa semua anak bangsa berhak mendapatkan akses pendidikan dan kesehatan yang sama. Oleh sebab itu, pemerataan pembangunan akan digenjot dari Sabang sampai Merauke.

"10 bulan pertama ini kita semua kerja keras bersatu padu wujudkan cita-cita bangsa di tengah lingkungan global yang bergerak sangat dinamis penuh ketidakpastian," katanya.

Khusus di sektor energi, Prabowo menyiapkan anggaran senilai Rp 402,4 triliun untuk ketahanan energi di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.

Prabowo dalam pidatonya di Rapat Paripurna DPR RI, Jumat (15/8/2025) menyatakan bahwa, akan memperkuat ketahanan energi untuk kedaulatan bangsa. Di mana, produksi minyak dan gas bumi akan ditingkatkan dan juga menjaga harga energi.

"Harga energi kita jaga dan transisi menuju energi bersih kita percepat," terang Prabowo di Sidang Paripurna DPR RI, Jumat (15/8/2025).

Prabowo pun menegaskan bahwa kelak, subsidi energi harus adil dan tepat sasaran, bukan lagi dinikmati oleh orang-orang yang mampu.

"2026 dukungan fiskal pemerintah yaitu Rp 402,4 triliun untuk ketahanan energi," tegas Prabowo.

Adapun dari anggaran tersebut, terbesar dialokasikan untuk subsidi dan kompensasi energi. Tercatat, anggaran untuk subsidi dan kompensasi energi pada RAPBN 2026 diusulkan mencapai Rp 381,3 triliun.

Selebihnya, antara lain untuk insentif perpajakan senilai Rp 16,7 triliun, kemudian Energi Baru Terbarukan (EBT) senilai Rp 37,5 triliun dan infrastruktur energi Rp 4,5 triliun. Lalu, untuk listrik desa mencapai Rp 5 triliun dan dukungan lainnya Rp 0,6 triliun.

Lantas, bagaimana asumsi makro di sektor energi pada RAPBN 2026?

Berdasarkan data paparan konferensi pers pemerintah terkait RAPBN 2026, Jumat (15/8/2025) lalu, berikut data asumsi makro di sektor energi:

1. Harga minyak mentah (ICP)

Pada RAPBN 2026 ICP ditargetkan US$ 70 per barel, lebih rendah dari APBN 2025 sebesar US$ 82 per barel.

2. Lifting minyak mentah

Produksi terangkut (lifting) minyak mentah pada RAPBN 2026 ditargetkan sebesar 610 ribu barel per hari (bph), lebih tinggi dari APBN 2025 sebesar 605 ribu bph.

3. Lifting gas bumi

Penyaluran (lifting) gas bumi pada RAPBN 2026 ditargetkan sebesar 984 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD), lebih rendah dari APBN 2025 sebesar 1,005 juta BOEPD.

Adapun, asumsi dasar ekonomi makro lainnya pada RAPBN 2026, antara lain:

  • Pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi pada RAPBN 2026 ditargetkan 5,4%, lebih tinggi dari APBN 2025 5,2%.

  • Inflasi

Inflasi pada RAPBN 2026 ditargetkan 2,5%, sama dengan APBN 2025 2,5%.

  • Suku bunga SBN 10 tahun

Suku bunga SBN 10 tahun pada RAPBN 2026 ditargetkan 6,9%, lebih tinggi dari APBN 2025 7,0%.

  • Nilai tukar

Nilai tukar pada RAPBN 2026 ditargetkan Rp 16.500 per US$, melemah dari APBN 2025 Rp 16.000 per US$.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di Depan Prabowo, Bahlil Pede Produksi Minyak Bisa Capai 605.000 Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular