Hujan Deras Tak Kunjung Reda, Banjir Bandang Makin Banyak Makan Korban
Jakarta, CNBC Indonesia - Gelombang hujan deras yang terus mengguyur China utara sejak akhir pekan kembali menelan korban jiwa. Media pemerintah pada Selasa (19/8/2025) melaporkan sedikitnya tiga orang ditemukan meninggal di Kota Ordos, Daerah Otonomi Mongolia Dalam, sehingga total korban jiwa akibat badai terbaru di kawasan tersebut meningkat menjadi 13 orang.
Menurut kantor berita resmi Xinhua, ketiga jenazah berhasil dievakuasi dari genangan banjir di Ordos. Namun, sekitar 70 kilometer dari lokasi itu, tepatnya di tepi Sungai Kuning, masih ada tiga orang yang dilaporkan hilang.
Hujan lebat pada Senin menjadi yang pertama dari tiga gelombang hujan yang diperkirakan melanda dalam beberapa hari mendatang. Stasiun televisi setempat menyebutkan curah hujan lebih dari 204 milimeter turun dalam waktu kurang dari 24 jam di distrik tempat jenazah ditemukan. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat rata-rata curah hujan bulanan untuk Agustus.
Bencana banjir di Mongolia Dalam sudah menelan banyak korban sejak Sabtu lalu. Ketika itu, sungai yang meluap di kawasan padang rumput di pinggiran Kota Bayannur, sekitar 350 kilometer barat laut Ordos, menyebabkan banjir bandang yang menewaskan sedikitnya 10 orang.
Dari 13 pendaki kemah yang tersapu banjir, hanya satu yang berhasil diselamatkan, sementara dua lainnya masih hilang.
Hingga kini, tim penyelamat masih melakukan pencarian terhadap tiga orang hilang di Ordos, yang berlokasi tak jauh dari Kota Baotou, salah satu pusat industri mineral tanah jarang di China.
Otoritas cuaca memperingatkan kondisi hujan ekstrem akan terus berlanjut. Musim hujan monsun Asia Timur yang biasanya bergerak dari utara ke selatan, tahun ini dilaporkan terhenti di wilayah utara dan selatan China, sehingga menimbulkan curah hujan yang jauh lebih tinggi dibandingkan biasanya sejak Juli.
Para ahli meteorologi menegaskan fenomena ini berkaitan erat dengan perubahan iklim global. Hujan ekstrem dan banjir parah menambah beban berat bagi otoritas China yang harus menghadapi tantangan serius, mulai dari risiko jebolnya infrastruktur pengendali banjir yang sudah menua, jutaan warga yang berpotensi mengungsi, hingga kerugian ekonomi yang dapat mencapai miliaran dolar AS.
(luc/luc)