Industri Robotik China Super Maju, Siap 'Banjir' Robot Manusia ke RI?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Senin, 18/08/2025 21:55 WIB
Foto: Seorang pekerja berjalan melewati berbagai jenis robot mirip manusia di Konferensi Robot Dunia yang diadakan di Beijing, Rabu, 21 Agustus 2024. (AP/Ng Han Guan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada Konferensi Robot Dunia 2025 yang diadakan di Beijing awal bulan ini, para robot saling beradu pukulan di ring tinju hingga menyusun strategi dalam permainan Gomoku.

Acara ini menjadi bukti nyata akan kehebatan robotika China yang sedang berkembang pesat, menunjukkan masa depan di mana humanoid memainkan peran yang semakin penting dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari.

Dilansir China Daily, Senin (18/8/2025) Skala konferensi ini sangat mencengangkan - 50 produsen robot humanoid, memecahkan rekor peluncuran model dan solusi terbaru mereka di konferensi tersebut.


Ambisi China didukung oleh kemajuan yang solid. Sebuah laporan KPMG mengungkapkan bahwa China memimpin dunia dengan hampir 6.000 pengajuan paten robot humanoid dalam lima tahun terakhir.

Investasi telah meroket, dengan pembiayaan industri melonjak menjadi 7,23 miliar yuan ($1 miliar) pada tahun 2024 dari 1,58 miliar yuan pada tahun 2020 - tingkat pertumbuhan tahunan gabungan yang sangat tinggi sebesar 35,6 persen.

"Indra peraba ini fundamental," kata Liu Wuyue, pendiri Link-touch, sebuah perusahaan rintisan China, menggarisbawahi peran penting sensor gaya.

Perusahaannya mendobrak batasan dalam sensor gaya enam dimensi khusus untuk humanoid melalui inovasi dalam desain elastomer, sirkuit tertanam respons tinggi, dan algoritma canggih.

"Teknologi ini secara fundamental menentukan apakah robot tetap menjadi mesin kasar atau mampu melakukan 'pekerjaan halus' yang sesungguhnya," jelasnya.

Liu melihat China berada di posisi untuk memimpin dalam pengembangan komponen, dengan mempertimbangkan permintaan pelanggan yang besar, keunggulan rantai pasokan yang tak tertandingi, dan ekosistem inovasi yang matang.

Bidik Pasar Asia Tenggara, Indonesia?

Sementara itu, AgiBot, perusahaan rintisan kecerdasan buatan paling bernilai di China, sedang meningkatkan upaya untuk menjelajahi pasar luar negeri, menurut Yao Maoqing, mitra di AgiBot dan presiden unit bisnis kecerdasan buatannya.

AgiBot bernilai 15 miliar yuan dan mengoperasikan fasilitas produksi massal khusus pertama di Shanghai untuk robot humanoid.

"Kami sekarang sedang menerapkan strategi di Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara," ujar Yao.

"Strategi kami bergantung pada lokalisasi melalui kemitraan yang erat dengan pemain lokal, yang memungkinkan kami mencapai globalisasi sejati."

Yao mengatakan AgiBot mulai mengirimkan produk ke pelanggan di luar negeri awal tahun ini.

"Kami secara konsisten mengamati di berbagai sektor bahwa produk yang berhasil muncul dari lingkungan domestik China yang sangat kompetitif seringkali mencapai ekspansi yang pesat secara internasional. Dinamika yang telah terbukti ini merupakan area fokus strategis utama bagi AgiBot."


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Simak Antusiasme Warga Nonton Karnaval Kemerdekaan