Penyaluran Beras SPHP Baru 1%, Titiek Soeharto Terkejut

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Jumat, 15/08/2025 13:35 WIB
Foto: Anggota Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto usai menghadiri Sidang Tahunan 2025 di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat (15/8/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto merespons kabar rendahnya realisasi distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilaporkan Perum Bulog baru mencapai 1,27% dari target. Menurutnya, penyaluran program ini tetap berjalan di lapangan.

"Sedang berjalan SPHP. Saya kemarin ke Sulawesi Selatan, sama teman-teman (DPR RI) ada yang ke daerah lain, ini berjalan. Sudah SPHP-nya jalan terus. Kita minta supaya cepat selesai, cepat dihabisin," kata Titiek saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Namun, ketika disebut angka realisasi baru 1,27% dari target 1,3 juta ton periode Juli-Desember 2025, Titiek mengaku terkejut.


"Masa sih, kata siapa?" ujarnya.

Setelah dijelaskan data tersebut berasal dari Bulog, ia kembali menegaskan bahwa program penyaluran di lapangan terus dilakukan.

Foto: Warga membeli beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) saat kegiatan Gerakan Pangan Murah di Kantor Pos Fatmawati, Jakarta, Jumat (18/7/2025).  (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Warga membeli beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) saat kegiatan Gerakan Pangan Murah di Kantor Pos Fatmawati, Jakarta, Jumat (18/7/2025).  (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

"Kemarin kita ke sana katanya sudah, sedang berjalan terus. Kita selalu kan menekankan supaya jangan yang stok-stok lama tuh tetap masih ada di gudang. Harus segera dikeluarkan gitu, jadi ini berputar terus gitu," kata dia.

Terkait informasi bahwa salah satu kendala minimnya penyaluran adalah penggunaan aplikasi Klik SPHP, Titiek mengatakan DPR akan menanyakannya lebih lanjut.

"Nanti kita pertanyakan," tegas Titiek.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog melaporkan realisasi distribusi SPHP hingga 11 Agustus 2025 baru mencapai 16.742,55 ton atau 1,27% dari target. Sulawesi Selatan tercatat sebagai provinsi dengan penyaluran tertinggi, yakni 1.805.310 kg, disusul Jawa Timur 1.329.745 kg. Adapun penyaluran terendah ada di DKI Jakarta (60.385 kg), Papua Barat Daya (48.730 kg), dan Papua Selatan (9.300 kg).

Sementara itu, distribusi SPHP paling banyak dilakukan melalui pengecer di pasar rakyat, yakni 3.223 mitra dengan total 9.635.775 kg, kemudian outlet pangan binaan pemda yang menyalurkan 1.542.885 kg melalui 722 mitra.


(wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ritel Modern Batasi Pembelian Beras SPHP 2 Kemasan Per Orang