FOTO Internasional

Potret Banjir Bandang Menghantam Usai Hujan Deras, Puluhan Tewas

Reuters, AFP, CNBC Indonesia
Jumat, 15/08/2025 11:00 WIB

Hujan deras picu awan pecah di Kashmir, tewaskan 46 orang dan 200 hilang. Bencana menerjang jalur ziarah Machail Mata, tim SAR terus lakukan pencarian.

1/8 Orang-orang membawa jenazah korban, setelah hujan lebat yang mematikan, di kota Chasoti, distrik Kishtwar, Kashmir India, 14 Agustus 2025. (REUTERS/Stringer)

Para petugas penyelamat dan warga membawa jenazah korban setelah tragedi kembali menimpa kawasan Himalaya. Sedikitnya 46 orang tewas dan lebih dari 200 lainnya dilaporkan hilang setelah hujan deras tiba-tiba mengguyur wilayah Kashmir yang dikuasai India di kota Chasoti Kamis (14/8/2025). (REUTERS/Stringer)

2/8 Orang-orang membawa jenazah korban, setelah hujan lebat yang mematikan, di kota Chasoti, distrik Kishtwar, Kashmir India, 14 Agustus 2025. (REUTERS/Stringer)

Bencana ini terjadi hanya sekitar satu pekan setelah banjir besar dan longsor menelan seluruh desa di negara bagian pegunungan Uttarakhand. Insiden terbaru terjadi di kota Chasoti, distrik Kishtwar, yang menjadi titik persinggahan penting di jalur ziarah menuju kuil Machail Mata. (Photo by Imran Shah / AFP)

3/8 Orang-orang membawa jenazah korban, setelah hujan lebat yang mematikan, di kota Chasoti, distrik Kishtwar, Kashmir India, 14 Agustus 2025. (REUTERS/Stringer)

Menurut salah satu pejabat setempat yang enggan disebutkan namanya karena tidak berwenang memberi keterangan kepada media, derasnya arus banjir menghanyutkan dapur umum dan pos keamanan yang didirikan untuk para peziarah. "Banyak peziarah sedang berkumpul untuk makan siang, dan mereka tersapu arus," kata pejabat tersebut, dilansir Reuters. (ANI/Reuters TV via REUTERS)

4/8 Orang-orang membawa jenazah korban, setelah hujan lebat yang mematikan, di kota Chasoti, distrik Kishtwar, Kashmir India, 14 Agustus 2025. (REUTERS/Stringer)

Machail yatra, ziarah populer ke kuil Machail Mata yang terletak di ketinggian Himalaya, menarik ribuan peziarah setiap tahun. Para peziarah biasanya mendaki dari Chasoti, titik akhir yang bisa dijangkau kendaraan, sebelum melanjutkan perjalanan kaki ke kuil yang dianggap sebagai salah satu manifestasi Dewi Durga. (ANI/Reuters TV via REUTERS)

5/8 Orang-orang membawa jenazah korban, setelah hujan lebat yang mematikan, di kota Chasoti, distrik Kishtwar, Kashmir India, 14 Agustus 2025. (REUTERS/Stringer)

Kepala wilayah persatuan Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, menyebut situasi ini sangat serius. "Berita ini suram dan akurat, informasi yang terverifikasi dari lokasi yang terdampak awan pecah tiba sangat lambat," tulisnya di X (dulu Twitter). (ANI/Reuters TV via REUTERS)

6/8 Orang-orang membawa jenazah korban, setelah hujan lebat yang mematikan, di kota Chasoti, distrik Kishtwar, Kashmir India, 14 Agustus 2025. (REUTERS/Stringer)

Rekaman televisi menunjukkan suasana panik ketika air bah menerjang desa, dengan para peziarah menangis ketakutan. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 11.30 waktu setempat, kata Ramesh Kumar, komisaris divisi Kishtwar, kepada kantor berita ANI. "Tim kepolisian dan badan penanggulangan bencana telah berada di lokasi. Tim Angkatan Darat dan Angkatan Udara juga sudah diaktifkan. Operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung," ujar Kumar. (ANI/Reuters TV via REUTERS)

7/8 Orang-orang membawa jenazah korban, setelah hujan lebat yang mematikan, di kota Chasoti, distrik Kishtwar, Kashmir India, 14 Agustus 2025. (REUTERS/Stringer)

Menurut Departemen Meteorologi India, awan pecah adalah fenomena hujan deras yang sangat intens, yakni lebih dari 100 milimeter dalam waktu hanya satu jam, yang dapat memicu banjir bandang, longsor, dan kehancuran, terutama di wilayah pegunungan pada musim monsun. (ANI/Reuters TV via REUTERS)

8/8 Orang-orang membawa jenazah korban, setelah hujan lebat yang mematikan, di kota Chasoti, distrik Kishtwar, Kashmir India, 14 Agustus 2025. (REUTERS/Stringer)

Kantor cuaca setempat di Srinagar pada Kamis memperingatkan potensi hujan deras di berbagai wilayah Kashmir, termasuk Kishtwar. Warga diminta menjauhi bangunan rapuh, tiang listrik, dan pohon tua karena risiko longsor dan banjir bandang masih tinggi. (ANI/Reuters TV via REUTERS)