Bos PLN Indonesia Power Beberkan Rencana Transisi ke Energi Bersih

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Kamis, 14/08/2025 19:15 WIB
Foto: Direktur Utama PT PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta dalam program CNBC Indonesia Energy Corner di Jakarta, Kamis (14/8/2025). (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN Indonesia Power, salah satu Subholding Pembangkit Listrik PT PLN (Persero), membeberkan strategi jangka pendek-panjang, khususnya dalam upaya transisi energi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Utama PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta mengatakan, pihaknya dalam lima tahun mendatang atau pada jangka pendek akan tetap membangun pembangkit fosil. Namun, sumber energi yang digunakan adalah berbasis gas yang dinilai lebih rendah emisi.

"Short term tentu kita masih bicara pengembangan pembangkit fosil tetapi yang low emission-nya. Dalam hal ini tentu pembangkit-pembangkit yang menggunakan bahan bakar natural gas gitu, ya. Nah, ini dalam 5 tahun ke depan ini kita masih kembangkan itu," katanya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Kamis (14/8/2025).


Alasan pihaknya masih menggunakan energi fosil adalah lantaran infrastruktur jaringan listrik masih harus dipersiapkan sebelum seluruhnya beralih ke sumber EBT.

"Kalau di Indonesia Power sendiri (gas) di sekitaran angka 3 GW, ya, sekitar 3 ribu (MW) kita siapkan ke sana. Di samping ada beberapa goal yang masih kita coba kembangkan," tambahnya.

Untuk jangka menengah, pihaknya akan mulai masuk pada proyek-proyek pembangkit berbasis EBT. Beberapa pembangkit yang disiapkan oleh perusahaan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB), Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMh), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), hingga persiapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) modular.

"Kita mengembangkan juga pembangkit-pembangkit EBT, seperti hydro, kemudian solar farm atau PLTS, kemudian wind, geothermal, dan juga persiapan untuk go to nuklir gitu, ya," imbuhnya.

Dalam jangka panjang, perusahaan juga akan melakukan transformasi pada aset-aset yang sudah dimiliki perusahaan, seperti mengonversi PLTU batu bara menjadi berbahan bakar amonia, hidrogen, biomassa hingga nuklir.

"Artinya, itu bisa di-convert menjadi PLTU dengan amonia, atau dengan hidrogen, atau dengan biomass, atau bahkan yang PLTU itu nanti di-convert menjadi nuklir, atau di-convert menjadi, tetap menjadi PLTU batu bara, tetapi yang dilengkapi dengan carbon capture facility gitu," tandasnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos PLN IP Buka-bukaan Strategi Kembangkan Pembangkit EBT