Internasional

Karyawan Raksasa Pembuat Jet Tempur AS Mogok Massal, Minta Ini

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
Kamis, 14/08/2025 20:00 WIB
Foto: Boeing B-52 Stratofortress. (Dok. boeing.com)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekerja lini industri pertahanan Boeing yang mogok meminta dukungan dari para anggota Kongres Amerika Serikat (AS), Rabu waktu setempat. Mereka ingin menekan raksasa aviasi tersebut agar mau memperbaiki tawaran perundingan kepada serikat pekerja.

Permintaan tersebut disampaikan melalui surat kepada delegasi Kongres Missouri. Surat itu menyatakan bahwa tawaran terbaru Boeing masih berada di bawah ekspektasi mereka.

"Kami meminta Anda untuk mendesak Perusahaan Boeing agar segera kembali ke meja perundingan dengan ide dan proposal baru, guna mencari penyelesaian yang adil dan merata atas ketidaksepakatan ini," demikian isi surat yang ditandatangani oleh Presiden Internasional International Association of Machinists & Aerospace Workers (IAM), Brian Bryant, dikutip AFP, Kamis (14/8/2025).


Sekitar 3.200 anggota IAM District 837 telah melakukan mogok kerja sejak 4 Agustus. Mereka menolak proposal kontrak dari perusahaan. Menurut perwakilan kedua belah pihak, belum ada pembicaraan yang dilakukan sejak pemogokan dimulai.

Pemogokan ini berdampak pada fasilitas Boeing di St. Louis dan St. Charles, Missouri, serta Mascoutah, Illinois. Produk yang dihasilkan di lokasi-lokasi tersebut termasuk pesawat tempur F-15 dan F-18, Sistem Pelatihan Pilot Lanjutan T-7 Red Hawk, dan pesawat nirawak MQ-25.

Serikat pekerja menyebutkan prioritas mereka adalah kompensasi yang adil, upah yang sesuai dengan biaya hidup, dan kontrak yang menghormati senioritas dan pengalaman. Sementara itu, Boeing mengatakan tawaran mereka mencakup kenaikan upah rata-rata 40%, serta cuti dan libur sakit yang lebih banyak.

Wakil presiden Boeing Air Dominance, Dan Gillian, mengaku kaget dengan aksi pemogokan ini. Pasalnya, sebelumnya tawaran raksasa dirgantara itu telah disetujui oleh para karyawan.

"Kami terkejut mendengar IAM International menyebut tawaran kami 'di bawah standar' setelah memujinya sebagai perjanjian 'penting' yang mereka dukung hanya tiga minggu lalu," tambahnya.

"Kami tetap siap dan bersedia mendengarkan setiap proposal konstruktif dari serikat pekerja."

Pemogokan di St. Louis ini terjadi setelah pemogokan besar Boeing di wilayah Pacific Northwest pada musim gugur lalu. Di mana sekitar 33.000 pekerja menghentikan produksi di pabrik-pabrik perakitan pesawat komersial Boeing.

Eksekutif Boeing menggambarkan pemogokan di St. Louis ini sebagai sesuatu yang bisa diatasi. Mereka menyatakan telah mempersiapkan diri untuk kemungkinan pemogokan sebelum para pekerja mulai berunjuk rasa.


(tps/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Korea Utara: Damai dengan Korea Selatan Hanya Mimpi Belaka