BKPM Bicara Tantangan Pengembangan Pembangkit EBT di RI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
13 August 2025 17:45
PLN
Foto: dok PLN

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal/BKPM mengungkapkan bahwa pengembangan pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia masih menemui sejumlah tantangan.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan mengungkapkan tantangan tersebut salah satunya disebabkan oleh minimnya permintaan sumber energi bersih dalam negeri.

"Dengan situasi market yang juga tidak sedang menunggu dengan baik, ini menyebabkan demand terhadap listrik juga menurun. Itu yang pertama," jelas Nurul ditemui di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Menurut dia, pasar di sektor EBT domestik memainkan peran penting dalam menentukan pembangunan proyek pembangkit EBT. Artinya permintaan dan penawaran di pasar EBT dalam negeri mempengaruhi keputusan investasi para investor.

"Tidak ada investasi yang memulai, 'Saya bangun duluan, nanti marketnya bisa saya ciptakan.' Jarang yang kayak begitu," tambahnya.

Selain itu, untuk bisa meningkatkan pertumbuhan EBT dalam negeri maka perlu menumbuhkan industri yang membutuhkan sumber energi 'bersih'.

"Kemudian yang kedua, kita juga dalam konteks untuk menumbuhkan supply dari energi terbarukan ini, kan ini selalu antara chicken dan egg," katanya.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, tambahan pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) di semester I-2025 mencapai 876,5 Mega Watt (MW). Dengan adanya tambahan itu, total kapasitas EBT mencapai 15,2 Giga Watt (GW).

Terhitung, total kapasitas pembangkit EBT di Indonesia saat ini mencapai 15,2 GW yang setara dengan 14,5% total pembangkit listrik di dalam negeri.

Adapun, tambahan kapasitas terpasang EBT yang mencapai 876,5 MW sepanjang Semester I-2025 meningkat 0,6% dari tambahan EBT sepanjang tahun 2024 sebesar 761,9 GW.

Tambahan kapasitas EBT sepanjang Semester I-2025 terdiri dari:

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP): 105,2 MW

PLTP Lumut Balai

PLTP Ijen dan PLTP Gunung Salak

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA): 492 MW

PLTP Merangin Jambi

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM): 8,2 MW

PLTM Merangin Jambi

PLTM Kanzy Bengkulu

Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS): 233,3 MW

Pembangkit listrik tenaga Biomassa (PLTBm): 37,8 MW


(vns/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CATL Hitung Ulang Investasi Pabrik Baterai Sel di RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular