Bos BGN Lapor Prabowo: 15 Juta Jiwa Terima MBG, Uang Beredar Rp 28 T

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Rabu, 13/08/2025 06:15 WIB
Foto: Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas terkait pangan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (12/8/2025). Dalam rapat itu, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana melaporkan terkait perkembangan terbaru program Makan Bergizi Gratis (MBG).



Rapat itu juga dihadiri oleh Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Kepala Badan Intelijen Negara M. Herindra, Direktur Utama Perum Bulog Rizal Ramdhani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Dadan menyampaikan saat ini penerima manfaat MBG telah dilayani oleh 5.103 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Penerima manfaatnya sudah di atas 15 juta dan Insya Allah akan mendekati angka 20 juta," ujarnya usai rapat.

SPPG tersebut menjangkau 38 provinsi, 502 kabupaten, dan 4.770 kecamatan, dengan dukungan kemitraan luas melibatkan TNI, Polri, BIN, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Kadin, Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia), hingga pelaku usaha di berbagai daerah. Selain 5.103 SPPG yang telah beroperasi, ribuan SPPG lain kini dalam tahap persiapan.

"Kalau dihitung dengan uang, apa yang mereka sudah lakukan itu, satu satuan pelayanan itu membutuhkan kurang lebih antara Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar. Jadi uang yang sudah beredar di masyarakat ini sudah triliun ya, sudah hampir Rp 28 triliun dan itu adalah bukan uang APBN tetapi uang mitra," jelasnya.

Menurut Dadan, anggaran APBN untuk MBG sejauh ini terserap Rp 8,2 triliun, yang difokuskan untuk intervensi gizi. Sementara pembangunan fisik SPPG sepenuhnya dibiayai oleh mitra.

Dia juga menyebut implementasi MBG turut menggerakkan sektor usaha. Ini karena banyak restoran, kafe, hingga hotel mengubah fungsi dapurnya untuk memenuhi kebutuhan gizi penerima manfaat.

"Kalau satu restoran biasanya melayani mungkin sekitar 500 dikunjungi oleh para pengunjung, sekarang itu satu restoran yang berubah fungsi jadi SPPG itu melayani 3.500 porsi dan tidak ada satupun yang parkir di restoran tersebut. Jadi makanan dikirim ke sekolah atau ke rumah untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak balita," ungkapnya.

Dadan menjelaskan, hingga hari ini terdapat 17 ribu calon SPPG yang sedang diverifikasi, dengan proses percepatan hingga 200-300 verifikasi per hari. Dia juga memastikan BGN akan terus memperketat standar operasional prosedur (SOP) untuk menjamin kualitas makanan.

"Kami tingkatkan SOP-nya, termasuk mulai memilih bahan baku yang baik, memendekkan waktu masak, memendekkan waktu penyiapan, memendekkan waktu pengiriman. Termasuk juga di dalam pengiriman ke sekolah dan makanan tidak terlalu lama disimpan di sekolah agar waktunya lebih pendek dari empat jam," tuturnya.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Badan Gizi Minta Tambahan Rp118 Triliun Untuk 2026