
Dana Kekayaan Negara Terbesar Dunia Menyusut, Mata Uang "Biang Keladi"

Jakarta, CNBC Indonesia - Dana kekayaan negara terbesar di dunia milik Norwegia, Norges Bank Investment Management (NBIM), melaporkan imbal hasil investasi sebesar 5,7% pada paruh pertama tahun 2025. Tetapi fluktuasi mata uang menyebabkan nilai keseluruhannya menyusut.
Didorong oleh pendapatan dari ekspor energi, dana tersebut bernilai sekitar US$1,9 triliun (sekitar Rp 30 triliun). Total investasi disebar di lebih dari 8.600 perusahaan di seluruh dunia.
"Hasil ini didorong oleh imbal hasil yang baik di pasar saham, terutama di sektor keuangan," ujar Kepala NBIM, Nicolai Tangen, dikutip AFP, sELASA (12/8/2025).
"Untuk investasi ekuitas, imbal hasilnya adalah 6,7%... Namun, nilai dana tersebut masih turun sebesar 156 miliar krona (Rp 246 triliun) pada periode yang sama, karena krone menguat terhadap mata uang utama," tambahnya.
Sebelumnya dana tersebut mengumumkan telah menjual kepemilikannya di 11 perusahaan Israel dan mengakhiri kontrak dengan manajer eksternal di Israel. NBIM juga mengubah pedoman, perusahaan Israel mana yang dapat diinvestasikan.
Langkah ini menyusul laporan dari surat kabar Aftenposten bahwa dana tersebut telah berinvestasi di Bet Shemesh Engines Israel, yang memproduksi suku cadang mesin yang digunakan dalam jet tempur Israel, bahkan di tengah berkecamuknya perang di Gaza. Berita tersebut mendorong Perdana Menteri (PM) Norwegia untuk meminta peninjauan atas investasi Israel tersebut.
Tangen mengonfirmasi pada hari Selasa bahwa Bet Shemesh adalah salah satu perusahaan yang telah dijual. Bahwa dana tersebut diperkirakan akan "mendivestasi lebih banyak perusahaan".
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
