Singapura Naikkan Proyeksi PDB 2025, Tapi Beri Warning Risiko Global
Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025, Selasa (12/8/2025). Tetapi negeri itu memperingatkan bahwa prospek tahun ini masih dibayangi oleh ketidakpastian global karena kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
Kementerian perdagangan menaikkan proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi 1,5-2,5%. Sebelumnya PDB dipatok 0-2,0%.
"Hal ini sebagian besar mencerminkan kinerja ekonomi Singapura yang lebih baik dari perkiraan pada paruh pertama tahun 2025," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, dimuat pula oleh AFP.
"Namun, prospek ekonomi untuk sisa tahun ini masih diliputi ketidakpastian, dengan risiko yang cenderung menurun," tambahnya merujuk tarif sektoral untuk produk farmasi dan semikonduktor, ekspor utama Singapura.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif 100% untuk cip dari perusahaan yang tidak berinvestasi di AS. Kebijakan Trump juga akan mengenakan tarif hingga 250% untuk impor farmasi.
"Khususnya, laju pertumbuhan sektor manufaktur diproyeksikan melemah pada kuartal-kuartal mendatang karena langkah-langkah tarif AS membebani permintaan di pasar akhir global," kata lembaga itu lagi menyebut ekonomi paruh kedua.
"Sektor perdagangan grosir juga diperkirakan akan melemah karena aktivitas front-loading di kawasan tersebut menurun dan perdagangan global melemah, sementara penurunan permintaan layanan pengiriman dan kargo udara dapat memengaruhi sektor transportasi dan penyimpanan," tambahnya.
"Kementerian mengatakan akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik secara ketat, dan melakukan penyesuaian terhadap prakiraan jika diperlukan sepanjang tahun ini."
Perlu diketahui, ekonomi Singapura tumbuh 4,4% year-on-year (yoy) di kuartal-II (Q2) 2025. Sementara itu, di kuartal-I (Q1), ekonomi tercatat 4,1%.
Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini sangat bergantung pada perdagangan internasional dan rentan terhadap perlambatan global apa pun yang disebabkan oleh tarif. Untuk tarif resiprokal AS, Singapura termasuk beruntung karena dikenalkan bea 10% oleh Trump.
(sef/sef)