PNRE Catat Kapasitas Listrik Capai 2.842 MW di Semester I-2025
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertamina New and Renewable Energy (NRE) mencatat kapasitas terpasang pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) mencapai 2.842,10 Megawatt pada Semester I-2025 atau enam bulan pertama sepanjang tahun 2025 ini.
Dari sisi jumlah produksi listrik, tercatat mencapai 4.226.027 MWh. Realisasi ini setara sudah 55,4% dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 7.483.348 MWh dengan tingkat EFOR (Equivalent Forced Outage Rate) hanya 0,12%.
"Tingkat gangguan rendah, mencerminkan efisiensi manajemen risiko operasional," kata Dicky Septriadi, Corporate Secretary Pertamina NRE dalam acara Energy & Mining Editor Society (E2S) Retret 2025 bertema "Collaboration to Advance The ESDM Sector" di Kinasih Resort and Conference, dikutip Selasa (12/8/2025).
Sementara itu, dari kinerja keuangan, Pertamina NRE sukses membukukan revenue atau pendapatan mencapai US$209, 087 juta dengan laba tahun berjalan mencapai US$52 juta. Sementara hingga Juni realisasi investasi yang digelontorkan sebesar US$ 153,8 juta.
Kinerja perusahaan yang positif tidak lepas dari perkembangan sektor EBT yang terus tumbuh. Pertamina NRE kata Dicky memastikan untuk terus berekspansi di berbagai lini bisnis EBT yang kini dijalankan perusahaan.
Salah satu unit bisnis Pertamina NRE adalah mengelola aset di panas bumi. Hingga kini tercatat total kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sudah mencapai 727 MW.
Dicky menyatakan ke depan kolaborasi dengan PLN untuk menggenjot pemanfaatan panas bumi akan ditingkatkan.
"Ada satu case kerja sama dengan PLN sudah ada solusi dari pemerintah di Hulu Lais uapnya sudah di mulut sumur akan diserap diproduksi listrik temen-teman pembangkit PLN. ini konsep strategi perlu didukung konsepnya," jelas Dicky.
Selain itu PGE baru saja teken Head of Agreements antara dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) tentang Kerja Sama Pengembangan Energi Panas Bumi untuk Pembangkit Listrik, serta Komitmen Perjanjanjian Konsorsium (consortium agreement) antara PGE dan PLN IP unit Ulubelu Bottoming dan unit Lahendong Bottoming, untuk Pengadaan Independent Power Producer (IPP) Project Cogen yang merupakan quick-win strategy untuk PGE mencapai kapasitas 1GW dalam 2 sampai 3 tahun mendatang. Komitmen ini diprioritaskan dilakukan di Ulubelu BU 30 MW dan Lahendong BU 15 MW.
Sejauh ini realisasi pengelolaan PLTS Pertamina NRE sudah mencapai 345,2 MWp dimana sebagian besar berada di wilayah operasi Pertamina, mulai dari lapangan migas seperti di Rokan, komplek kilang hingga SPBU. "Jadi kami kembangkan dulu di halaman kami sendiri," ujar Dicky.
Selanjutnya Pertamina NRE juga melakukan ekspansi bisnis dengan mengakuisisi 20% saham Citicore Renewable Energy (CREC), perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) asal Filipina. PNRE dan CREC menyepakati framework agreement untuk
pengembangan di Indonesia dan Filipina diantaranya pemgembangan proyek solar dan angin, pengadaan Battery Energy Storage (BESS), pengadaan modul panel surya serta kolaborasi penerapan carbon credit.
"Jadi langkah ini sangat positif, sambil kita menunggu aplikasi di Indonesia kita sudah siap dulu di luar. Nantinya sangat bermanfaat bagi perkembangan EBT di Indonesia," kata Dicky.
(pgr/pgr)