Siapa 5 Jurnalis Al-Jazeera di Gaza yang Dibunuh Israel?
Jakarta, CNBC Indonesia - Lima jurnalis Al-Jazeera di Gaza, Palestina, dilaporkan tewas dalam serangan terbaru Israel, akhir pekan kemarin. Ini terjadi saat operasi dilakukan Tel Aviv ke sebuah tenda di luar Rumah Sakit al-Shifa.
Mereka adalah koresponden Anas Al-Sharif, koresponden Mohammed Qreiqeh, juru kamera Ibrahim Zaher dan Moamen Aliwa, serta asisten juru kamera Mohammed Noufal. Israel mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dengan klaim bahwa Al-Sharif memimpin sebuah unit sayap bersenjata Hamas.
Pembunuhan itu terjadi di tengah serangan baru Israel yang menewaskan sedikitnya 52 warga Palestina, Minggu. Di hari yang sama, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan lima orang lagi telah meninggal dunia akibat kelaparan, menjadikan 217 orang telah tewas karena tak bisa makan dengan 100 di antaranya anak-anak.
"Jurnalis Al Jazeera, Anas Al-Sharif, tewas bersama empat rekannya dalam serangan terarah Israel terhadap sebuah tenda yang menampung para jurnalis di Kota Gaza," tulis AFP, dikutip Senin (11/8/2025).
"Al-Sharif, 28 tahun, tewas pada hari Minggu setelah sebuah tenda jurnalis di luar gerbang utama rumah sakit terkena serangan. Koresponden Al Jazeera berbahasa Arab yang terkenal itu dilaporkan telah melakukan perjalanan jauh dari Gaza utara," tambahnya.
Siapa Al-Sharif?
Al-Sharif adalah salah satu wajah paling dikenal di saluran tersebut yang bekerja di lapangan di Gaza. Ia memberikan laporan harian dalam liputan reguler.
Sebelum kematiannya, Al-Sharif mengunggah pesan di X yang menggambarkan "pengeboman Israel yang intens dan terkonsentrasi" di kota Gaza. Itu setelah konferensi pers Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang membela persetujuan kabinet terhadap usulannya untuk mengambil alih total Gaza.
Salah satu pesan terakhirnya termasuk video pendek yang menunjukkan serangan Israel di dekatnya yang menghantam kota Gaza. Namun ia sudah di-warning Komite Perlindungan Jurnalis sejak Juli, yang menyerukan perlindungan terhadap Al-Sharif, setelah ia melontarkan kecaman keras ke juru bicara militer Israel Avichay Adraee.
"Hal itu meningkatkan serangan daring terhadap reporter tersebut dengan menuduhnya sebagai Hamas," tulis AFP.
Sayangnya tidak ada data soal empat wartawan Al-Jazeera lainnya.
Israel Dikecam
Sementara itu, Komite Perlindungan Jurnalis, The Committee to Protect Journalists (CPJ), mengecam pembunuhan ini. Pola Israel melabeli jurnalis sebagai militan tanpa memberikan bukti yang kredibel menimbulkan pertanyaan serius tentang niat dan penghormatannya terhadap kebebasan pers.
"Jurnalis adalah warga sipil dan tidak boleh menjadi sasaran. Mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini harus dimintai pertanggungjawaban,"kata Direktur Regional CPJ, Sara Qudah.
Lembaga pengawas media Reporters Without Borders (RSF) mengatakan pada awal Juli bahwa lebih dari 200 jurnalis telah tewas di Gaza sejak perang dimulai, termasuk beberapa jurnalis Al Jazeera.
Kritik internasional semakin meningkat atas penderitaan lebih dari dua juta warga sipil Palestina di Gaza, dengan badan-badan PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia memperingatkan bahwa kelaparan sedang terjadi di wilayah tersebut.
(sef/sef)