RI Konsumsi 6,8 Juta KL Biodiesel (B40) Sampai Juni 2025

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
11 August 2025 14:55
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan dalam konferensi pers Capaian Kinerja Semester I Tahun 2025 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Senin (11/8/2025). (Tangkapan Layar Youtube/KementerianESDM)
Foto: Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan dalam konferensi pers Capaian Kinerja Semester I Tahun 2025 Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Senin (11/8/2025). (Tangkapan Layar Youtube/KementerianESDM)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat pemanfaatan program pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis Biodiesel ke dalam minyak Solar sebesar 40% (B40) hingga Semester I-2025 telah tembus 6,8 juta kilo liter (KL).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa target pemanfaatan B40 di tahun 2025 sebesar 13,5 juta KL. Sementara hingga Semester I-2025 realisasinya telah mencapai 50,4%.

"Ini biodiesel bapak-ibu semua B40 target kita 13,5 juta KL di tahun 2025, realisasi 6,8 juta KL," kata Bahlil dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDMĀ Semester I-2025, di Kementerian ESDM, Senin (11/8/2025).

Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, penerapan B40 hingga saat ini telah berdampak pada penghematan keuangan negara. Bahkan uang negara yang bisa dihemat mencapai US$ 3,68 miliar atau sekitar Rp 60,37 triliun.

Mengutip website resmi Kementerian ESDM, di awal Januari 2025, tercatat, pemerintah menetapkan alokasi B40 sebanyak 15 juta KL biodiesel dengan rincian, 7,55 juta kl diperuntukkan bagi Public Service Obligation atau PSO. Sementara 8,07 juta kl dialokasikan untuk non-PSO.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengungkapkan program mandatori BBN ini dapat mengurangi impor BBM, sehingga menghemat devisa. Penghematan devisa untuk B40 sebesar Rp147,5 triliun, sedangkan untuk B35 dapat menghemat Rp122,98 triliun. Dengan demikian terjadi penghematan devisa sekitar Rp25 triliun dengan tidak mengimpor BBM jenis minyak solar.

Selain memberikan manfaat secara ekonomi, program mandatori Biodiesel B40 sendiri dinilai telah memberikan manfaat signifikan di berbagai aspek sosial, lingkungan termasuk peningkatan nilai tambah crude palm oil (CPO) menjadi biodiesel sebesar Rp20,9 triliun, penyerapan tenaga kerja lebih dari 14 ribu orang (off-farm) dan 1,95 juta orang (on-farm), serta pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 41,46 juta ton CO2e per tahun.

Implementasi program mandatori B40 ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Sebesar 40 Persen.

Penyaluran biodiesel ini akan didukung oleh 24 Badan Usaha (BU) BBN (bahan bakar nabati) yang menyalurkan biodiesel, 2 BU BBM yang mendistribusikan B40 untuk PSO dan non-PSO, serta 26 BU BBM yang khusus menyalurkan B40 untuk non-PSO.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapasitas Pabrik Biodiesel Untuk Target B50 Terbatas, Harus Bagaimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular