
Horor Penembakan Massal Guncang Kelab Malam, 8 Orang Tewas

Jakarta, CNBC Indonesia - Insiden berdarah kembali mengguncang Ekuador setelah sekelompok pria bersenjata menembaki kerumunan di luar sebuah klub malam di Santa Lucia, Provinsi Guayas, Minggu (10/8/2025). Kejadian tersebut menewaskan delapan orang dan melukai dua lainnya, termasuk pemilik klub yang merupakan saudara kandung wali kota setempat.
Kepolisian Ekuador menyatakan serangan terjadi sekitar pukul 01.15 waktu setempat ketika para pelaku datang menggunakan dua mobil pikap.
"Para penyerang melepaskan tembakan ke arah orang-orang yang sedang minum di luar klub malam. Saat petugas tiba, kami menemukan tujuh jenazah dan beberapa orang terluka. Satu korban lainnya meninggal di rumah sakit," kata Kolonel Javier Chango dalam konferensi pers, dilansir AFP.
Di lokasi kejadian, polisi menemukan sekitar 800 selongsong peluru. Korban tewas termasuk pemilik klub Jorge Urquizo, yang diketahui merupakan saudara dari Wali Kota Santa Lucia, Ubaldo Urquizo. Jenazah para korban dibawa ke kamar jenazah di kota tetangga, Daule.
Setelah melakukan penembakan, para pelaku kembali ke kendaraan mereka dan melarikan diri melalui jalur yang belum diketahui. Polisi sempat menahan seorang pria yang mengendarai truk dan membawa pistol revolver, namun keterlibatannya dalam serangan ini belum dapat dipastikan. Hingga kini, motif penembakan masih belum terungkap.
Pemerintah kota Santa Lucia melalui pernyataan resminya mengungkapkan duka mendalam. "Kami bersatu dalam kesedihan dan doa atas serangan brutal yang melanda komunitas kami," demikian pernyataan di media sosial kantor Wali Kota.
Ekuador, yang dahulu dikenal relatif aman meski berada di antara dua negara penghasil kokain terbesar dunia, Kolombia dan Peru, dalam beberapa tahun terakhir dilanda gelombang kekerasan. Persaingan antar geng yang memiliki kaitan dengan kartel narkoba Meksiko dan Kolombia membuat angka kejahatan melonjak tajam.
Data pemerintah menunjukkan lebih dari 70% kokain dunia kini melewati pelabuhan-pelabuhan di Ekuador.
Guayas merupakan salah satu dari empat provinsi yang berada dalam status darurat selama dua bulan yang dideklarasikan Presiden Daniel Noboa untuk memerangi kekerasan geng. Namun, meski militer dikerahkan dalam jumlah besar, upaya ini belum mampu meredam pertumpahan darah.
Menurut catatan resmi, lebih dari 4.051 kasus pembunuhan terjadi hanya dalam periode Januari hingga Mei tahun ini. Para analis menilai, angka tersebut menandai awal tahun paling mematikan dalam sejarah modern Ekuador.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Negara Ini Umumkan Keadaan Darurat karena Minyak, Ada Apa?
