Rusia Diam-Diam Melirik Tambang Mineral RI

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
07 August 2025 18:35
Tambang Nikel di Morowali, Sulteng, dok PAM Mineral
Foto: Tambang Nikel di Morowali, Sulteng, dok PAM Mineral

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa perusahaan mineral asal Rusia 'melirik' potensi sumber daya alam Tanah Air. Tidak hanya melirik potensi mineral, perusahaan tersebut juga melihat potensi batu bara dalam negeri.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menyebutkan, perusahaan asal Negeri Beruang Merah tersebut berminat untuk melakukan eksplorasi sektor minerba di Indonesia. "Oh iya, perusahaan Rusia. Berminat untuk eksplorasi saja," jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

Perusahaan tersebut melakukan pertemuan dengan pihaknya untuk bisa melihat peluang pengembangan seluruh mineral nikel, emas, bahkan batu bara di Indonesia. "Any mineral. Jadi cuma peluang saja, nanya peluang. Nikel oke, batu bara oke, emas oke, kan nanya boleh," tambahnya.

Sayangnya, Tri tidak merinci perusahaan apa yang telah melirik potensi di Indonesia itu.

Lantas, berapa sumber daya dan cadangan minerba di Indonesia?

Berdasarkan data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batu Bara Nasional tahun 2025, dengan pemutakhiran pada Desember 2024, berikut data cadangan minerba RI:

Batu Bara

Berdasarkan data Neraca Sumber Daya dan Cadangan Mineral dan Batu Bara Nasional tahun 2025, total cadangan batu bara RI per tahun 2024 mencapai 31,95 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 14,418 miliar ton dan cadangan terbukti 17,536 miliar ton.

Artinya, apabila produksi Batu Bara nasional per tahun rata-rata dipukul 700 juta ton, maka sisa umur cadangan Batu Bara nasional hanya sampai 45 tahun.

Nikel

Kemudian untuk Nikel, berdasarkan data tersebut total cadangan bijih nikel per tahun 2024 tercatat sebesar 5,913 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 3,818 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 2,095 miliar ton.

Artinya, apabila produksi bijih nikel per tahun diestimasikan sebesar 173 juta ton seperti data tahun 2024, maka sisa umur cadangan bijih nikel RI diperkirakan hanya sampai 34 tahun.

Timah

Selanjutnya untuk timah, berdasarkan data tersebut, total cadangan bijih timah per tahun 2024 tercatat sebesar 6,430 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 5,138 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 1,292 miliar ton.

Bauksit

Kemudian untuk bauksit, berdasarkan data tersebut total cadangan bijih bauksit per tahun 2024 tercatat sebesar 2,865 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 1,855 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 1,010 miliar ton.

Artinya, dengan asumsi produksi bijih bauksit rata-rata per tahun dipatok 8,362 juta ton, maka sisa umur cadangan bijih bauksit tinggal 343 tahun.

Tembaga

Berikutnya tembaga, berdasarkan data tersebut total cadangan bijih tembaga per tahun 2024 tercatat sebesar 2,857 miliar ton. Terdiri dari cadangan terkira sebesar 1,781 miliar ton dan cadangan terbukti sebesar 1,075 miliar ton.

Artinya, dengan asumsi produksi bijih tembaga rata-rata per tahun dipatok 108 juta ton, maka sisa umur cadangan bijih Tembaga diperkirakan hanya 26 tahun.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ledakan Besar Hantam Depot Minyak 100 Ribu Ton Bahan Bakar Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular