Begini Strategi Kemendag Dorong Perdagangan Indonesia-Australia
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti berharap bisa meningkatkan perdagangan antara Indonesia-Australia. Menurutnya perdagangan antara kedua negara mencapai US$ 15 miliar.
"Kami harapkan bisa meningkatkan perdagangan antara kedua negara ini lebih dari US$ 15 miliar pada tahun-tahun mendatang dengan berfokus pada UMKM," ungkap Roro kepada media di Jakarta, dikutip Kamis (7/8/2025).
Menurutnya UMKM di Indonesia sudah terbukti menopang pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu, ke depan Roro berharap makin banyak UMKM yang bisa menembus pasar internasional. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan Katalis Program Showcase (Bagian dari Indonesia-Australia Prosperity Expo 2025).
"Kami berharap dalam acara ini, bisa mengenalkan UMKM ke pembeli potensial dari Australia. Apalagi selama ini sudah terbukti beberapa komoditas Indonesia sangat digemari di Australia," tegas Roro.
Oleh karena itu, Roro berharap ke depan Katalis Program bisa terus dijalankan dan diperbaiki. Bahkan Roro menyebut dalam lima tahun ke depan Katalis Program 2.0. bisa digelar.
"Beberapa pencapaian Katalis layak mendapat pengakuan, seperti mempercepat ekspor buah ke Australia, mendukung proyek percontohan untuk mengekspor produk kakao premium Indonesia, dan memberdayakan kewirausahaan perempuan. Katalis telah memfasilitasi hubungan yang bermakna antara pelaku bisnis Indonesia dan Australia, yang berkontribusi pada hubungan bilateral kita," ujar Roro.
Untuk diketahui, Wakil Menteri Perdagangan Indonesia Dyah Roro Esti membuka Indonesia-Australia Prosperity Exhibition 2025 bersama Wakil Duta Besar Australia Gita Kamath. PAda acara pembukaan ini juga dihadiri para pemimpin pemerintahan, inovator industri, dan mitra pembangunan untuk merayakan berkembangnya kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia.
Sejak Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) mulai berlaku, perdagangan antara kedua negara telah berlipat ganda, mencapai A$35,4 miliar pada 2024. Gita Kamath mengatakan pameran ini merupakan sebuah pengingat yang kuat tentang apa yang bisa diraih oleh Indonesia dan Australia bersama-sama.
"Melalui Katalis, kami tidak hanya memperjualbelikan barang, kami juga membangun keterampilan, menciptakan lapangan kerja, dan membentuk ekonomi regional yang lebih inklusif dan tangguh," ujar Kamath.
Satu hal yang utama dari pameran ini adalah Pameran Program Katalis, menyoroti lima tahun kolaborasi IA-CEPA yang berdampak besar. Pameran Program Katalis menampilkan berbagai kisah sukses dari sektor prioritas, termasuk kesehatan dan perawatan lansia, pelatihan vokasi, transformasi digital, dan pertanian.
Beberapa kesuksesan lainnya adalah kemitraan antara University of New England dan Universitas Binawan, yang memberikan pelatihan perawatan lansia bersertifikat Australia di Jakarta melalui kerja sama dengan Living Well Seniors Communities. Perusahaan di bidang identitas digital Privy juga berbagi perjalanannya memasuki pasar Australia, yang didukung oleh Katalis.
Pameran Katalis menggarisbawahi peran program ini sebagai katalisator untuk pertumbuhan inklusif dan hubungan bilateral yang siap menghadapi masa depan-hubungan yang terus berkembang melalui visi bersama dan kerja sama strategis.
(rah/rah)