
Lifting Minyak Tahun 2026 Ditarget Capai 610.000 Barel

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi minyak siap jual alias lifting pada tahun 2026 rencananya ditargetkan sebesar 610 ribu barel per hari (bph). Hal tersebut diketahui usai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menggelar rapat dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Tri Winarno yang turut hadir dalam rapat tersebut menjelaskan bahwa saat ini pemerintah masih melakukan pembahasan perihal penetapan target lifting minyak. Meski begitu, besaran lifting pada tahun 2026 diusulkan di angka 610 ribu bph.
"Lifting enam ratusan sepuluh lah 2026. Ya masih ada pembahasannya," ujar Bahlil di Kantor Kementerian Keuangan, Kamis (31/7/2025).
Sebagaimana diketahui, Bahlil menegaskan komitmennya untuk mempercepat perizinan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Minyak dan Gas Bumi (Migas) yang kini masih dalam proses.
Hal ini dilakukan dalam rangka mencapai target lifting minyak pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 sebesar 605 ribu barel per hari (bph), yang juga menjadi program prioritas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan kedaulatan energi.
"Sudah barang tentu ini bukan hanya menjadi slogan, tapi ini merupakan cita-cita mulia dari negara yang dipimpin oleh Bapak Presiden Prabowo," ujar Bahlil pada gelaran CEO Forum 2025 dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (30/7/2025).
Bahlil berharap seluruh potensi migas yang ada dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan lifting nasional. Terlebih dari 128 cekungan, baru 20 cekungan yang berproduksi.
Hal ini mengindikasikan masih banyak potensi yang dapat dieksplorasi lebih lanjut. Di samping itu, masih banyak juga Wilayah Kerja (WK) yang sudah memiliki Plan of Development (POD), namun tak kunjung jalan.
Oleh sebab itu, sesuai arahan dari Presiden Prabowo, ia akan bekerja sama dengan KKKS untuk mencari terobosan dalam rangka peningkatan lifting, termasuk mencari akar permasalahan apabila terjadi perlambatan dalam perizinan, sekaligus mempercepat prosesnya.
"Saya akan turun membantu Bapak Ibu semua untuk proses perizinan. Tapi saya mohon bagi yang sudah selesai izinnya, dan atau yang tidak ada persoalan lagi, tolong segera jalan," ungkap Bahlil.
Selain itu, Bahlil juga berpesan agar ada pemberdayaan bagi masyarakat daerah. Pembinaan dan pemberian kesempatan bagi masyarakat setempat menjadi krusial agar keberadaan kekayaan migas di daerah memberikan dampak positif.
Sementara, terkait dukungan fiskal untuk mewujudkan proyek hulu migas yang ekonomis, saat ini sudah tidak masalah pemilihan skema antara gross split ataupun cost recovery. Mengingat Internal Rate of Return (IRR) sudah dibuat ekonomis.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lifting Minyak RI Baru Tercapai 580 Ribu Barel!
