KLH Ungkap Kerugian Akibat Polusi Udara Jakarta, Capai Rp 45 T

Firda Dwi Mulyawati, CNBC Indonesia
30 July 2025 16:58
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup / Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Rasio Ridho Sani menyampaikan paparan dalam acara Merdeka Polusi di 25Hours Hotel, Jakarta, Rabu (30/7/2025). (CNCB Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup / Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Rasio Ridho Sani menyampaikan paparan dalam acara Merdeka Polusi di 25Hours Hotel, Jakarta, Rabu (30/7/2025). (CNCB Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLH/BPLH Rasio Ridho Sani mengungkapkan polusi udara menjadi persoalan multidimensional yang berdampak besar pada kesehatan hingga perekonomian. Selain mengancam kesehatan masyarakat, polusi udara juga membuat daya saing daerah menurun.

Menurunnya kesehatan masyarakat akibat polusi udara menimbulkan kerugian hingga Rp 45 triliun per tahunnya, atau sekitar 22% dari PDB Jakarta.

"Kita juga bisa melihat bagaimana penurunan udara berdampak terhadap kesehatan masyarakat kita, berkontribusi terhadap kematian dini, kemudian juga gangguan kesehatan pernafasan yang sangat serius," ujar Rasio dalam forum Merdeka Polusi CNBC Indonesia di 25hours Hotel The Oddbird, Rabu (30/7/2025).

Hal ini membuat masyarakat dunia menilai kota-kota besar di tanah air sedang tidak baik-baik saja. Akibatnya reputasi dari kota-kota besar di Indonesia pun menurun dan dapat memberikan dampak luas.

Daerah aglomerasi seperti Jabodetabek menurutnya menghadapi masalah serius terkait polusi udara. Dia mengatakan penyebab utama dari polusi Jabodetabek adalah emisi transportasi sekitar 32-37% pada musim hujan, dan mencapai lebih dari 50% pada musim kemarau.

"Jadi hampir 50% penurunan udara di Jabodetabek ini berasal daripada emisi di kendaraan. Ini tantangan bagi kita, yang harus kita hadapi bersama-sama," kata dia.

Penyebab terbesar lainnya adalah kegiatan industri, termasuk pembangkit listrik tenaga uap yang berkontribusi 14%.


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Biang Kerok Munculnya Polusi Udara, Rusak Ekonomi-Kesehatan di RI

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular