RI Bakal Gaet AS Bangun Belasan Kilang BBM? Ini Kata Bahlil

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Selasa, 29/07/2025 20:25 WIB
Foto: Menteri Energi dan Sumber Daya Alam (ESDM) Bahlil Lahadalia, di Istana Negara, Senin (28/7/2025). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia angkat suara perihal rencana pembangunan belasan kilang Bahan Bakar Minyak (BBM) modular yang dikabarkan akan menggaet kontraktor rekayasa teknis, pengadaan, dan konstruksi (EPC) asal Amerika Serikat (AS).

Bahlil mengatakan, pihaknya akan melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) terkait hal ini. Terlebih, lanjutnya, pihaknya sudah menyerahkan dokumen pra studi kelayakan atau Feasibility Study (Pra-FS) terkait 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi nasional kepada Danantara.

"Salah satu yang kita kaji itu adalah kita harus mempunyai refinery. Karena refinery kita ini kan hanya kurang lebih sekitar 30-40% dari total kebutuhan kita, selebihnya kita impor," ungkapnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (29/7/2025).


Dia pun menegaskan, rencana pembangunan kilang BBM modular tersebut guna mencapai target tambahan kapasitas kilang minyak sebesar 1 juta barel per hari (bph) yang pernah disebutnya sebelumnya.

Perlu diketahui, saat ini Indonesia memiliki kapasitas kilang minyak sebesar 1,1 juta bph. Namun, konsumsi BBM nasional mencapai sekitar 1,6 juta bph.

"Yes, yes," jawab Bahlil saat ditanya apakah rencana pembangunan kilang BBM modular tersebut sejalan dengan target pembangunan kilang dengan kapasitas 1 juta bph.

Di kesempatan berbeda, Menteri Investasi & Hilirisasi atau Kepala BKPM sekaligus Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani menegaskan, rencana menggaet perusahaan AS itu sedang dalam proses.

"Ya memang. Tentunya kita akan lihat, paling utama itu efisiensinya. Untuk lebih dekat, dengan tidak hanya demand-nya, tapi sources-nya," terang Rosan, di Kantor BKPM, Jakarta, Selasa (28/7/2025).

Rosan pun menegaskan, pihaknya masih mengkaji secara menyeluruh terkait 18 proyek hilirisasi tersebut, termasuk rencana lokasi untuk pembangunan proyek-proyek kilang minyak tersebut.

"Nah (AS), itu kita masih coba diskusikan awal bersama-sama dengan ESDM juga, lokasi-lokasinya, karena kembali lagi, ini kan Small Modular. Nah, ini juga dikaji, dan kami dari Danantara, ya kita akan nanti mengkaji juga, gitu," kata Rosan.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, dari 18 proyek hilirisasi dan ketahanan energi nasional yang tuntas pengerjaan pra-FS-nya, ada dua proyek ketahanan energi, yakni proyek kilang minyak (oil refinery) dan tangki penyimpanan minyak (oil storage tanks).

Kedua proyek tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sebesar US$ 14,5 miliar atau sekitar Rp 232 triliun. Proyek tersebut diperkirakan akan menyerap 50.960 orang tenaga kerja.

Proyek pembangunan kilang dan tangki minyak tersebut nantinya akan dibangun di 18 wilayah, antara lain Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, Fakfak.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bahlil Sodorkan 18 Proyek Rp 618 Triliun ke Bos Danantara