
Potret Pilu Pengungsian Muslim di India, Warga Habis Dipersekusi
Sejak Mei 2021, pemerintahan Sarma telah menggusur 50.000 orang yang sebagian besar Muslim Bengali dari lahan seluas 160 kilometer persegi.

Di tengah teriknya matahari, hamparan tenda terpal biru membentang di lahan terbuka di Goalpara, sebuah kota di negara bagian Assam, India. (REUTERS/Sahiba Chawdhary)

Pengungsian ini menampung ratusan pria, wanita, dan bayi Muslim yang berlindung setelah rumah mereka dibuldoser oleh pihak berwenang dalam serangkaian penggusuran yang menurut kelompok hak asasi manusia dan anggota parlemen oposisi bersifat diskriminatif dan bermotif politik.(REUTERS/Sahiba Chawdhary)

"Mereka menghancurkan rumah-rumah kami dan kami pindah ke kamp ini," kata Shahjamal Hussain, seorang warga pengungsi dikutip dari Reuters. (REUTERS/Sahiba Chawdhary)

"Pemerintah tidak menghubungi kami, tidak ada seorang pun dari pihak administrasi yang mengunjungi kami. Orang-orang miskin tinggal di kamp ini...kami tidak memiliki cukup makanan." (REUTERS/Sahiba Chawdhary)

Pembongkaran di Assam, tempat partai nasionalis Hindu Perdana Menteri Narendra Modi akan mencalonkan diri kembali awal tahun depan, bertepatan dengan tindakan keras nasional terhadap Muslim berbahasa Bengali yang dicap dari Bangladesh, di tengah hubungan yang tegang antara kedua negara tetangga sejak penggulingan perdana menteri pro-India di Dhaka pada Agustus 2024. (REUTERS/Sahiba Chawdhary)

Kepala Menteri Assam yang vokal, Himanta Biswa Sarma, membela pembongkaran tersebut, dengan mengklaim bahwa pembongkaran tersebut menargetkan "penyusup ilegal" dari Bangladesh yang mengancam identitas India. Namun, banyak dari mereka yang digusur mengaku sebagai warga negara India dengan dokumen berusia puluhan tahun sebagai bukti. (REUTERS/Sahiba Chawdhary)

Kelompok hak asasi manusia memperingatkan penggusuran tersebut mencerminkan kebijakan anti-Muslim yang lebih luas dan menempatkan orang-orang yang rentan dalam risiko, sementara para analis mengatakan memburuknya hubungan antara New Delhi dan Dhaka menyusul insiden di pinggiran kota Bangladesh yang menewaskan Perdana Menteri Sheikh Hasina telah mengintensifkan sentimen anti-Muslim, memberi BJP senjata politik untuk digunakan para pemilih. (REUTERS/Sahiba Chawdhary)

Sejak menjabat sebagai menteri utama pada Mei 2021, pemerintahan Sarma telah menggusur 50.000 orang yang sebagian besar Muslim Bengali dari lahan seluas 160 kilometer persegi. (REUTERS/Sahiba Chawdhary)

Hanya dalam sebulan terakhir saja, sekitar 3.400 rumah Muslim Bengali telah dibuldoser dalam lima penggusuran di Assam, menurut data negara bagian. Pemerintah sebelumnya telah menggusur sekitar 4.700 keluarga dalam lima tahun hingga awal 2021. (REUTERS/Sahiba Chawdhary)