Banyak Sarjana Jadi Pengangguran, Wamenaker Bongkar Boroknya Ini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
28 July 2025 18:50
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel saat ditemui di Jakarta, Senin (28/7/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel saat ditemui di Jakarta, Senin (28/7/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau akrab disapa Noel mengungkapkan, tingginya angka pengangguran di kalangan lulusan sarjana, khususnya di bidang kesehatan dan farmasi, disebabkan oleh regulasi yang tidak berpihak.

"Masalah 1 juta sarjana pengangguran. Ternyata sarjana, khususnya kesehatan dan farmasi, menyumbang cukup besar dalam angka pengangguran itu. Apa isinya? Regulasi," ujar Noel dalam acara Dewas Menyapa Indonesia di Jakarta, Senin (28/7/2025).

Menurutnya, regulasi yang saat ini berlaku justru menjadi penghalang bagi para lulusan tersebut untuk langsung bekerja. Salah satu hambatan terbesar adalah kewajiban menempuh pendidikan profesi, yang tidak hanya memakan waktu, tapi juga sulit untuk dilalui.

"Regulasi tidak berpihak terhadap sarjana-sarjana ini. Harus ada lagi sekolah profesi. Orang tua mereka pada umurnya ketika anaknya sekolah, kemudian lulus, mereka maunya langsung kerja. Masalahnya ada batasan lagi regulasi. Yang harus sekolah profesi lagi. Sekolah profesi ternyata susah juga. Berkali-kali sekolah, berkali-kali tidak lulus," jelasnya.

Noel mengatakan, dirinya telah menyampaikan kegelisahan ini ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti saintek). Ia berharap negara bisa hadir dengan memberikan solusi nyata, terutama dalam pembiayaan pendidikan profesi.

Ilustrasi Sarjana. (Pixabay)Foto: Ilustrasi Sarjana. (Pixabay)
Ilustrasi Sarjana. (Pixabay)

"Akhirnya saya sampaikan ke Kemenkes dan Kemendikti saintek juga.. enggak susah. Besoknya, ada sedikit perubahan. Itu sedikit diberikan solusi. Para sarjana-sarjana yang mau sekolah profesi, semoga bisa dibiayai oleh negara. Dengan skemanya apa? Terserah," kata Noel.

Ia menekankan pentingnya keterlibatan negara dalam menyelesaikan masalah ini secara serius. Menurutnya, jika pengangguran dibiarkan, maka upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan ekstrem hanya akan jadi retorika belaka.

"Karena kalau kita, negara, membiarkan angka pengangguran, kemudian kemiskinan ekstrim yang selama ini kita sampaikan ke media dengan data-data yang luar biasa, tanpa hadirnya negara juga, yang ada malah penambahan angka miskin ekstrim," ujarnya.

Lebih lanjut, Noel menyampaikan kekhawatiran atas dampak jangka panjang dari masalah ini. Ia mengingatkan bahwa bonus demografi yang seharusnya menjadi kekuatan bangsa di tahun 2045 bisa berubah menjadi beban, jika tidak dikelola dengan baik.

"Dan ini yang kita khawatirkan. Menghadapi 2045, andai namanya bonus demografi, 2030, 2035, 2045, kalau salah tata kelola, isinya monster semua. Monster di mana-mana," pungkasnya.


(wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PHK Massal Sritex Tak Bisa Dibendung, Wakil Menaker Bilang Begini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular