Perang Thailand-Kamboja Masih Lanjut, Gencatan Senjata Cuma Omon-Omon?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran sengit di perbatasan Thailand dan Kamboja masih terus berlanjut hingga hari ketiga atau Sabtu (26/7/2025), kemarin. Bahkan, titik-titik baru pertempuran semakin meluas saat kedua belah pihak saling menyatakan sikap 'membela diri'.
Mengutip Reuters, lebih dari 30 orang tewas dan lebih dari 130.000 orang mengungsi dalam pertempuran terparah antara dua negara tetangga Indonesia ini.
Dalam laporannya, pertempuran yang terjadi pada Sabtu di tengah kabar gencatan senjata ini terjadi di Provinsi pesisir Thailand Trat dan Provinsi Pursat Kamboja, sebuah front baru lebih dari 100 km (60 mil) dari titik-titik konflik lain di sepanjang perbatasan yang telah lama diperebutkan.
Kedua negara telah berhadapan sejak pembunuhan seorang tentara Kamboja pada akhir Mei selama bentrokan singkat. Pasukan di kedua sisi perbatasan diperkuat di tengah krisis diplomatik yang meluas, yang hampir menyebabkan pemerintahan koalisi Thailand yang rapuh runtuh.
Hingga Sabtu, Thailand melaporkan tujuh tentara dan 13 warga sipil tewas dalam bentrokan. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata menyatakan, lima tentara dan delapan warga sipilnya tewas.
Sementara itu, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan bahwa kedua negara meminta waktu untuk melaksanakan gencatan senjata. Pasalnya, pasukan militer masing-masing sudah telanjur dikerahkan ke area perbatasan.
Thailand dan Kamboja dikatakan membutuhkan waktu untuk menarik pasukan militer masing-masing.
Namun, pemerintah Thailand memberikan syarat bahwa gencatan senjata harus berdasarkan kondisi lapangan yang sesuai. "Perlu ditegaskan bahwa sepanjang hari, pasukan Kamboja terus melanjutkan serangan membabi buta mereka di wilayah Thailand," tulis Kementerian Luar Negeri Thailand dalam sebuah postingan di X, dikutip dari Reuters, Jumat (25/7/2025).
"Tindakan Kamboja menunjukkan kurangnya itikad baik dan terus membahayakan warga sipil".
(pgr/pgr)